laporan KKN

LAPORAN KELOMPOK
KULIAH KERJA NYATA TRANSFORMATIF
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
AGAMA DAN PERUBAHAN SOSIAL

Disusun Oleh Kelompok 24
Desa Tiyaran Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo
DPL: Masjupri, M. Hum
Nama Anggota:
Mochamad Hermansyah ( Ketua : 26.08.3.1.101)
Syamsul Huda N (Wakil Ketua : 30.07.4.2.004)
Hanum Nisrina (Sekertaris : 26.08.6.2.063)
Rosyana Lailatun Nasifah (Bendahara : 26.08.3.1.146)
Dynta Cristiana Wijayanti (Divisi Ekonomi & Budaya : 26.08.5.3.027)
Gani Rahmaini (Divisi Ekonomi & Budaya : 26.08.6.2.060)
Heni Rahmawati (Divisi Pendidikan : 26.08.6.2.065)
Hindun Maryatun S (Divisi Pendidikan : 26.08.6.2.066)
Miftachul Huda (Divisi Keagamaan : 26.08.3.2.033)
Rizka Elfira (Devisi Kesehatan & konsumsi : 26.08.3.1.143)
Rohman Nur Hidayanto (Divisi Humas : 26.08.6.2.135)
Sari Jumiyati (Divisi Keagamaan : 26.08.3.1.148)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2011/2012


LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN
Laporan kegiatan ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan Kuliah Kerja Nyata Transformatif Mahasiswa IAIN Surakarta Tahun 2011/2012 di Dusun Brenggalan Desa Tiyaran Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo


Disahkan pada April 2012

DPL Ketua Kelompok


Masjupri,M.Hum Mochamad Hermansyah
NIP. NIM.


Mengetahui,

Ketua Panitia, Kepala Desa,


NIP. NIP.

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala anugerah dan karunia-NYA, atas segala rahmat, taufiq, dan hidayah-NYA kepada kita sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Transformatif dengan lancar. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada kita sebagai umat Rasul-NYA. Amin.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Transformatif merupakan bagian yang terpisahkan dari proses pelaksanaan kegiatan kurikuler yang harus diikuti oleh mahasiswa IAIN Surakarta. Selain itu, KKN transformatif merupakan wujud nyata dari perpaduan Tri-Dharma Perguruan Tinggi, Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara sistematis mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan sampai pelaporannya.
Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa dapat melihat langsung paradigma masyarakat, belajar dan bekerja tentang fenomena kehidupan sosial masyarakat dan terjun langsung dalam kegiatan keagamaan. Adapun tema KKT Angkatan XIII yaitu “AGAMA DAN PERUBAHAN SOSIAL” untuk menerapkan tema tersebut, pendekatan yang dilakukan adalah dengan Participatory Action Research, yaitu mengungkapkan potensi kehidupan beragama yang bisa berkembang ditengah-tengah masyarakat dan kendala yang dihadapi oleh masyarakat untuk memperoleh pencerahan, penyadaran, perubahan pesepsi, dan kemandirian dihari-hari yang akan datang.
Oleh karena itu, dengan terselesaikannya laporan KKT ini, rasa terima kasih dan rasa hormat yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada:
1. Dr. Imam Sukardi selaku Rektor IAIN Surakarta.
2. Bapak Zainul Abbas, M.Ag. selaku ketua LPM IAIN Surakarta.
3. Bapak Masjupri, M.Hum selaku dosen pembimbing lapangan (DPL).
4. Bapak Sumardi, SP, selaku Kepala Desa Tiyaran, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo.
5. Keluraga bapak Widodo selaku Kepala Dusun Brenggalan.
6. Seluruh warga masyarakat desa tiyaran khususnya dusun Brenggalan dan Kerten yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Transformatif.
7. Teman-teman peserta KKT tahun 2012.
8. Semua pihak yang telah banyak membantu penulisan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan KKT ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan KKT ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan mampu memberikan wacana sebagai gambaran untuk memecahkan masalah di Desa Tiyaran Kecamatan Bulu.


Surakarta, April 2012

KKT IAIN Surakarta
Di Bulu-Tiyaran

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Kegiatan KKT 1
B. Tujuan Umum dan Khusus 3
C. Metodologi PAR dan PRA 4
D. Daur Program dan Daur Belajar 5
BAB II PENJAJAKAN (SOSIAL ASSESEMENT) 8
A. Kajian Data Sekunder 8
B. Kajian Keadaan Secara Partisipatif 14
1. Hasil Mapping 14
2. Hasil Transektor 18
3. Hasil Trend and Change 21
4. Hasil Seasonal Calender 22
5. Hasil Time Line 24
6. Hasil Venn Diagram 27
BAB III PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN (PARTISIPATORY
PLANNING) 29
A. Hasil Kajian Matrik Rangking 29
B. Hasil Kajian Analisis Pohon Masalah 30
C. Hasil Kajian Analisis Pohon Tujuan 32
BAB IV AKSI KEGIATAN 36
A. Kegiatan Pendidikan 36
B. Kegiatan Kewanitaan 41
C. Kegiatan Kesehatan Masyarakat 44
D. Kegiatan Lain-lain 46
BAB V TEMUAN-TEMUAN 49
A Keadaan Geografis. 49
B. Keadaan masyarakat sekitar(pendidikan, mata pencaharian, agama) 49
C. Masalah-masalah yang dimiliki masyarakat. 50
BAB VI CATATAN EVALUASI DAN REKOMENDASI 51
A. DARI MASYARAKAT 51
B. DARI MAHASISWA/DPL 54
DAFTAR PUSTAKA 50
LAMPIRAN- LAMPIRAN



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuliah kerja nyata (KKN) Transformatif merupakan kegiatan intrakurikuler yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan bekerja bersama masyarakat. Kuliah kerja yang dilakukan oleh mahasiswa bukan berarti mengajar masyarakat tentang sesuatu yang terbaik untuk mereka, tetapi melakukan pemberdayaan sebagai sebuah proses pencarian (research) yang dilakukan bersama-sama untuk mencari jalan terbaik dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Mahasiswa melakukan tugas pendampingan terhadap apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam menghadapi problem sosial yang ada di tengah-tengah mereka.
Pada mulanya kuliah kerja ini sebagai bentuk kepanjangan tangan program pemerintah dalam mempercepat proses pembangunan nasional, yaitu mahasiswa terjun ke masyarakat untuk mempercepat perubahan sosial. Pada tahun 1971/1972 diadakan proyek perintis yang dinamakan “pengabdian mahasiswa kepada masyarakat” yang dilaksanakan oleh tiga universitas, yaitu Universitas Gajah Mada, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Andalas. Presiden Soeharto pada bulan Februari 1972 menganjurkan dan mendorong setiap mahasiswa untuk bekerja di wilayah dalam jangka waktu tertentu, tinggal dan bekerja membantu masyarakat wilayah memecahkan persoalan pembangunan perwilayahan. Kegiatan mahasiswa di perwilayahan ini akhirnya masuk kurikulum pendidikan di perguruan tinggi.
Melihat kegiatan mahasiswa di perwilayahan yang kemudian melahirkan istilah kuliah kerja nyata, dapat diklasifikasikan menjadi dua fase, yaitu fase proyek pemerintah dan fase pembelajaran hidup bermasyarakat (pengabdian). Fase pertama, kegiatan kuliah kerja pada saat itu merupakan proyek pemerintah sehingga segala pembiayaan mahasiswa di wilayah ditanggung oleh pihak pemerintah. Ketika itu, kehadiran mahasiswa bagi masyarakat dan juga bagi pihak aparat pemerintah wilayah, dipandang sebagai kehadiran cendikiawan muda (orang pintar) sehingga dikagumi dan dihormati tatkala melakukan kegiatan di daerah tersebut. Antara mahasiswa yang dianggap sebagai tamu di wilayah dan masyarakat sebagai pihak penerima tamu, memiliki status yang berbeda, sehingga berdampak pada adanya respon positif masyarakat terhadap kehadiran mahasiswa. Hal ini didukung pula oleh kondisi pada saat itu, yaitu peran mahasiswa dalam pegolakan politik yang cukup menonjol, seperti munculnya angkatan 66 yang dipelopori oleh kalangan mahasiswa.
Fase kedua, kegiatan kuliah kerja yang diprogramkan selama ini (paska proyek) sebagai proses pembelajaran hidup bermasyarakat (pengabdian), karena PT dipandang sebagai menara gading dan ilmunya kurang membumi. Mahasiswa yang datang ke wilayah kurang mendapatkan respon seperti pada fase pertama (kasus di jawa tengah), karena pihak masyarakat wilayah memandang sebagai kegiatan wajib akademik. Pada fase ini, kuliah kerja dipandang sebagai bentuk kegiatan untuk membantu pekerjaan pemerintah (mahasiswa diposisikan sebagai pekerja). Sehingga posisinya cukup problematik, karena kegiatan mahasiswa diarahkan terutama sebagai partner dan atau pekerja aparat wilayah guna membantu masyarakat.
Ada ciri yang menonjol pada fase ini, diantaranya adalah (1) kegiatan lebih berorientasi pada pelayanan masyarakat, sehingga tidak mampu membangkitkan semangat dan menyadarkan masyarakat untuk mengatasi sesuatu problem yang mereka hadapi, (2) kegiatan lebih berorientasi pada pelayanan untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan di kantor pemerintah wilayah, (3) konsep kegiatan yang diajukan bersifat monolitis, sepihak, dan bersifat top down, karena mahasiswa menggali dan menyelesaikan masalah sendiri untuk masyarakat, (4) mahasiswa menempatkan diri sebagai problem solver untuk menjawab berbagai problem sosial, (5) masyarakat dijadikan sebagai objek kegiatan, (6) hanya bersifat formalitas yang cenderung ke arah seremonial akademik semata, dan (7) hasil kegiatan hanya berwujud bangunan-bangunan fisik semata dan laporan kegiatan.
Melihat realita seperti itu, maka IAIN Surakarta berupaya membenahi kegiatan Kuliah Kerja Nyata di wilayah-wilayah tertentu dengan cara mengubah pola dari yang bersifat pragmatis kepada yang bersifat analitis. Perubahan ini sengaja dilakukan agar jiwa kritisme mahasiswa dalam melihat realita sosial benar-benar menjadi nilai unggul tersendiri. Mahasiswa diposisikan sebagai agent of change di masyarakat melalui pendekatan partisipatif, yaitu belajar dan bekerja bersama-sama masyarakat untuk melakukan transformasi sosial.
Dengan menggunakan pendekatan tersebut Kuliah Kerja Nyata lebih berorientasi kepada: (1) kebutuhan masyarakat (berbasis realitas), (2) penguatan aspek metodologis baik dosen pembimbing maupun mahasiswa scara sistemik, (3) dipahami sebagai proses belajar dan bekerja bersama masyarakat, (4) lebih mengarah pada perubahan sosial keagamaan masyarakat, (5) menyatukan ketiga tri aspek: pendidikan, penelitian, dan pemberdayaan masyarakat, (6) bersifat bottom up, yakni menggali potensi dan problem secara partisipatif, (7) memungsikan mahasiswa sebagai fasilitator (fasilitasi pertemuan), katalisator (sumber ide perubahan), dan dinamisator (penggerak masyarakat) dalam menjawab problem sosial yang dihadapi, (8) masyarakat dijadikan sebagai subjek bukan objek, (9) menjawab kebutuhan masyarakat, mengembangkan ilmu, dan mempengaruhi perubahan, dan (10) hasilnya, berupa analisis-analisis kritis social keagamaan yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik dan adanya perubahan kesadaran serta kemandirian masyarakat untuk memecahkan persoalan mereka sehari-hari.
Dengan pendekatan seperti ini, maka mahasiswa dipandang perlu untuk dibekali dengan PARTICIPATORY ACTION RESEARCH dengan metode dan teknik-teknik Participatory Appraisal (PA) dalam memahami wilayah secara partisipatif.
B. Tujuan Umum Dan Khusus
1. Tujuan Umum
Kegiatan kuliah Kerja Nyata bertujuan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan memecahkan problem sosial bersama-sama masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial, pencerahan, dan pembebasan sesuai dengan visi, misi, dan fungsi Perguruan Tinggi Agama Islam.
2. Tujuan Khusus
a. Mempercepat kemampuan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) sesuai dengan tuntutan dinamika perguruan dan perkembangan IPTEK.
b. Mempercepat upaya pengembangan masyarakat ke arah terciptanya masyarakat yang dinamis yang siap menempuh perubahan menuju perbaikan dan kemajuan yang sesuai dengan nilai-nilai sosial budaya (sosiokultural) yang berlaku.
c. Mempercepat upaya-upaya pembinaan pranata dan meningkatkan keahlian masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan hidup dan kemandirian.
d. Melatih penalaran dan kepekaan mahasiswa dengan bekerjasama melalui pelatihan kedisiplinan.
e. Mengembangkan potensi mahasiswa untuk melakukan improvisasi dan inovasi dalam profesi pekerjaan sosial khususnya dan dalam pembangunan masyarakat umumnya.
f. Memberi mahasiswa pengalaman belajar dan bekerja secara langsung dalam menghadapi berbagai persoalan komplek, melalui proses Participatif sehingga dapat membantu masyarakat menemukan cara menghadapi problem sosial yang mereka hadapi.
g. Mengembangkan potensi mahasiswa sesuai bidang keilmuannya ke arah peningkatan kemampuan dan profesinya yang dilakukan secara mandiri dan kolektif.
3. Tujuan Institusional
a. Memberikan kontribusi bagi pengembangan tiga aspek yaitu pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pemberdayaan masyarakat
b. Meningkatkan kepekaan sosial sivitas akademika terhadap perkembangan dan persoalan yang terjadi di masyarakat.
C. Metodologi PAR-PRA
Program-program pembangunan pedesaan yang sudah dilakukan selama ini banyak memperoleh kritik yang didasari suatu kenyataan di lapangan, bahwa proses pembangunan tidak mampu memberikan perubahan bagi masyarakat. Kritik terhadap proyek pembangunan ini banyak ditujukan kepada metodologi proyek yang tidak “memanusiakan manusia” pedesaan, karena didasari suatu keyakinan bahwa penyelesaian persoalan pedesaan hanya bisa ditangani oleh kaum profesional. Sementara petani dianggap sebagai kelompok yang tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau justru dianggap sebagai masalah itu sendiri.
Berdasarkan pada kritik metodologi tersebut, lahir Participatory Rural Apraisal (PRA) yang diterjemahkan sebagai penilaian/pengkajian/penelitian keadaan pedesaan secara partisipatif. PRA juga bisa didefinisikan sebagai ‘sekumpulan teknik dan alat yang mendorong masyarakat pedesaan untuk turut serta meningkatkan kemampuan dalam menganalisa keadaan mereka terhadap kehidupan dan kondisinya, agar mereka dapat membuat rencana dan tindakan sendiri’ (Chambers). PRA mengutamakan masyarakat yang terabaikan agar memperoleh kesempatan untuk memiliki peran dan mendapat manfaat dalam kegiatan program pengembangan.
Dengan definisi tersebut, PRA harus dilihat sebagai sebuah pendekatan kajian partisipatif dalam melakukan analisa situasi, potensi maupun masalah, yang dilakukan oleh masyarakat sendiri. Harus menjadi catatan bahwa PRA bukanlah menjadi tujuan, tetapi PRA merupakan satu tahapan yang panjang dari suatu proses TRANSFORMASI SOSIAL.
Ada anggapan bahwa PRA hanya sekedar metode ‘pengkajian’ atau metode ‘penelitian’ oleh masyarakat. Padahal tidak demikian PRA dibangun di atas sejumlah prinsip-prinsip dasar yang syarat dengan nilai-nilai atau keyakinan. PRA dilakukan sebagai satu tahap dari proses yang panjang untuk meningkatkan kemampuan dan percayadiri masyarakat dlam mengidentifikasi serta menganalisa situasi, yang sangat penting dalam membangun gerakan sosial dan proses transformasi sosial kemasyarakatan. Prinsip-prinsip PRA yang perlu dipahamai adalah:
1. Prinsip mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan)
2. Prinsip Pemberdayaan (penguatan) masyarakat
3. Prinsip masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator
4. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan
5. Prinsip terbuka, Santai, dan Informal
6. Prinsip Triangulasi
7. Prinsip Orientasi Praktis
8. Prinsip Belajar dari Kesalahan
9. Prinsip Berkelanjutan dan Selang Waktu
D. Daur Program Dan Belajar
KKT dilaksanakan berdasarkan daur program Participatory Action Research (PAR) yang merupakan satu siklus fase-fase kegiatan yang tidak terputus dari satu ke kegiatan yang lain. Konsep ini didukung metode dan teknik Participatory Rural Appraisal (PRA).
1. Penjajagan / pengenalan kebutuhaan (assesment)
Langkah-langkah penjajagan kebutuhan adalah:
a. Pengenalan masalah, kebutuhan dan potensi masyarakat
b. Pengkajian hubungan sebab-akibat masalah-masalah (identifikasi akar masalah)
c. Pengkajian potensi lokal dan luar
d. Penetapan prioritas masalah berdasarkan kreteria masyarakat
2. Perencanaan kegiatan
Merupakan kelanjutan dari kegiatan penjajagan kebutuhan. Hasil penguraian masalah-masalah dan potensi-potensi serta penyusunan prioritas masalah, dijabarkan menjadi:
a. Alternatif-alternatif pemecahan masalah
b. Alternatif-alternatif kegiatan yang bisa dilakukan sesuai dengan ketersediaan sumberdaya, baik lokal maupun interlokal.
c. Penentuan para pelaksana, penanggung jawab, dan pendamping kegiatan.
3. Pelaksanaan atau pengorganisasian kegiatan
Sesuai prinsip-prinsip dalam metode PRA, pelaksanaan kegiatan sebaiknya diorganisasir dan dipimpin oleh anggota masyarakat sendiri, sedangkan orang luar hanya mendampingi. Yang harus diselesaikan dalam tahapan ini meliputi:
a. Pengaturan jadwal kegiatan
b. Pembagian kelompok dan tugas-tugas
4. Pemantauan kegiatan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melihat apakah program berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Biasanya dilakukan dalam jangka waktu pendek (per 3 bulan atau 6 bulan) dan hasilnya dituliskan dalam laporan kemajuan/perkembangan program (report progress)
5. Evaluasi kegiatan
Biasanya terdapat dua macam evaluasi kegiatan, yaitu:
a. Evaluasi program secara berkala, dilakukan untuk menilai arah dan kemajuan program, efisiensi, efektivitas pekerjaan, dan mengarahkan kembali program.
b. Evaluasi akhir program (final evaluation), dilakukan untuk menilai hasil yang telah dicapai selama pengembangan program jangka waktu tertentu (beberapa tahun) apakah sudah mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan pada awal pengembangan program, bagaimana dampak program terhadap kesejahteraan hidup masyarakat, hasilnya disusun menjadi laporan akhir program


DAUR PROGRAM DAN TAHAP PELAKSANAAN




















BAB II
PENJAJAGAN
(SOCIAL ASSESSMENT)
A. KAJIAN DATA SEKUNDER
1. Sejarah Desa Tiyaran,Dukuh Brenggalan.
Dukuh Brenggalan merupakan salah satu dukuh yang ada di Desa Tiyaran di dalam wilayah Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Dukuh Brenggalan mempunyai asal sejarah pembentukan nama dari Brenggalan itu sendiri.
Berdasarkan informasi dari sesepuh atau tokoh masyarakat Dukuh Brenggalan. Sesepuh tersebut adalah Lek Yatmo berusia 60 yang beralamat di Brenggalan, beliau merupakan salah satu tokoh masyarakat yang disegani di Dukuh Brenggalan.
Lek Yatmo mengisahkan riwayat dan sejarah nama asal Dukuh Brenggalan. Brenggalan berasal dari kata Brenggala yaitu sejenis sapi yang sangat besar. Pada zaman dahulu kala Mbah Brenggolo mempunyai peliharaan sapi yang sangat besar yang dinamakan Sapi Brenggolo. Mbah Brenggolo mempunyai hobi tayub, ledekan, dan judi. Setiap tahun sehabis panen raya kedua warga masyarakat desa itu bersama mbah brenggolo mengadakan bersih desa seperti tayub, ledekaan, dan judi.
Masyarakat hidup makmur. Sepeninggal Mbah Brenggolo, masyarakat jarang melakukan bersih desa dan mulai saat itu setiap orang yang memelihara sapi sejenis sapi seperti milik Mbah Brenggolo maka keluarganya akan menderita sakit, begitu juga jika setiap panen raya kedua tidak melakukan adat bersih desa maka pasti salah satu warga masyarakat ada yang tertimpa musibah dari situlah awal mula nama Dukuh Brenggalan.
Asal mula dukuh Brenggalan menurut Pak Widodo salah satu pamong desa yang juga merupakan keturunan pamong mengatakan bahwa dulunya nama Brenggalan ada dua yaitu Brenggalan di kabupaten Sukoharjo dan Brenggalan di Kabupaten Wonogiri. Kedua dukuh ini hanya dibatasi oleh sungai kecil, di Dukuh Brenggalan Sukoharjo ada seekor Burung Perkutut yang sakti sedang di Brenggalan Wonogiri juga ada seekor burung yang sakti tapi tidak diketahui jenis burungnya. Suatu hari, burung yang ada di Brenggalan Wonogiri menantang adu sakti dengan Burung Perkutut. Ditengah-tengah sungai ada pohon kelapa, burung itu melempar dengan batu sebuah kelapa dan akhirnya jatuh. Namun, burung perkutut tak mau kalah dia hanya membengkokkan batang kelapa dan semua buah kelapa itu semua jatuh ke tanah. Akhirnya seekor burung yang menantang tadi mengaku kalah dari situlah awal mula nama Dukuh Brenggalan, Desa Tiyaran, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo. Sampai sekarang, masyarakat masih melakukan bersih desa tiap sehabis panen raya yang kedua untuk meminta keselamatan pada yang kuasa.
2. Gambaran (Monografi) Desa Brenggalan secara umum
Desa Brenggalan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo yang berada di sebelah timur Kota Kecamatan Tiyaran. Adapun gambaran Desa Tiyaran secara umum adalah sebagai berikut:
a. Kondisi geografis
1) Luas desa/kelurahan : 372,3514 ha
a) TANAH SAWAH
• Sawah irigasi teknis : - ha
• Sawah irigasi ½ teknis : 20 ha
• Sawah tadah hujan : 115,74 ha
b) TANAH KERING
• Tegal/ladang : 77,6638 ha
• Pemukiman : 137,40 ha
c) TANAH BASAH
• Tanah Rawa : - ha
• Pasang surut : - ha
d) TANAH PERKEBUNAN
• Tanah perkebunan rakyat : - ha
• Tanah perkebunan Negara : - ha
• Tanah perkebunan swasta : - ha
e) TANAH FASILITAS UMUM
• Kas Desa : 1,25 ha
• Lapangan : 0,70 ha
• Perkantoran pemerintah : 0,50 ha
• Lainnya : 2,50 ha

f) TANAH HUTAN
• Hutan lindung : - ha
• Hutan produksi : - ha
• Hutan konversi : - ha
2) Batas wilayah dan orbitasi:
Desa dusun Brenggalan memiliki batas wilayah sebagai berikut:
a) Sebelah utara : Dusun Tambak Rejo
b) Sebelah selatan : Dusun Soka
c) Sebelah timur : Dusun Malangan
d) Sebelah barat : Dusun Kerten
3) Kondisi Fisik
a) Topografi
Desa Tiyaran yang dibagi menjadi 4 kebayanan yang terdiri dari 4, yaitu:
• Brenggalan
• Kerten
• Tambakrejo
• Jatirejo
b) Klimatiogi
• Curah hujan : 2,672 Mm
• Jumlah bulan hujan : - Bulan
• Suhu rata-rata harian : 27oC
• Tinggi tempat :115,0 mdl
• Bentang wilayah : Datar
c) Orbitasi
• Berada di ibu kota kecamatan terdekat : Ya/tidak
• Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat : 2 Km
• Lama tempuh ke ibu kota kecamatan terdekat : 5 Menit
• Kendaraan umum ke ibu kota kecamatan terdekat : Mini bus
• Jarak ke ibu kota kabupaten terdekat : 21 Km
• Lama tempuh ke ibu kota kabupaten terdekat : 45 Menit
• Kendaraan umum ke ibu kota kabupaten terdekat : Angkutan umum
d) Kondisi Lingkungan
Desa Brenggalan memiliki karakteristik lingkungan berupa dataran tinggi dengan lingkungan basah dan kering. Karakter lingkungan wilayah ini mempengaruhi jenis usaha pertanian tanaman pangan:
• Tanah basah: yaitu pengembangan usaha pertanian modern dengan penggunaan pupuk organic, sehingga Desa Brenggalan mampu memberikan kontribusi dalam swadaya beras secara nasional.
• Tanah kering: yaitu sangat cocok untuk pengembangan pertanian tanaman pangan lahan kering, khususnya palawija.
3. Nama perangkat desa Brenggalan Kecamatan Bulu (tahun 2012)
1) Kepala Desa : Sunardi, S.p
2) Sekretaris desa : Tarno
3) Kaur pemerintah : Sunarno
4) Kaur umum : Sriyono
5) Kepala dusun : Widodo
6) Nama Ketua RT dan RW :
Ketua RW IV : Bp Marso Wiyono
RT I : Bp Sarjito, S.Pd
RTII : Bp Larno
RT III : Bp Sri Porwanto
Ketua RW V : Bp Darso Wiyono
RT I : Bp Wakidi
RT II : Bp Sukrim
4. Kependudukan
a. Jumlah penduduk menurut:
1) Jenis kelamin:
a) Laki-laki : 2371 orang
b) Perempuan : 2482 orang
2) Kepala keluarga : 994 KK
3) Kewarganegaraan
a) WNI : 4853
b) WNA : -
b. Jumlah penduduk menurut agama:
1) Islam : 4824 orang
2) Kristen : 26 orang
3) Katolik : 9 orang
c. Jumlah penduduk menurut usia:
1) Usia Penduduk
Umur 0-10 tahun : 585 orang
Umur 11-20 tahun : 712 orang
Umur 21-30 tahun : 749 orang
Umur 31-40 tahun : 781 orang
Umur 41-50 tahun : 739 orang
Umur 51 keatas (lansia) : 935 orang




2) Kelompok pendidikan:
Belum sekolah : 225 Orang
Tamat SD/sederajat : 37 Orang
SLTP/sederajat : 227 Orang
SLTA/sederajat : 548 Orang
D-1 : 30 Orang
D-2 : 36 Orang
D-3 : 30 Orang
S-1 : 73 Orang
S-2 : 2 Orang
3) Kelompok tenaga kerja:
a) Penduduk usia 15-55 tahun : 3652 orang
b) Penduduk usia 15-55 tahun ibu rumah tangga : 186 orang
c) Penduduk usia 15-55 tahun masih sekolah : 972 orang
d) Tenaga kerja [(1)-(2)-(3)] : 3349 orang
d. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian:
1) Petani : 1129 orang
2) Buruh tani : 203 orang
3) Buruh/swasta : 130 orang
4) Pegawai negeri : 42 orang
5) Pengrajin : 3 orang
6) Pedagang : 230 orang
7) Montir : 2 orang
8) Dokter : 2 orang
9) Polri : 3 orang
e. Jumlah penduduk menurut mobilitasi mutasi penduduk:
1) Lahir
2) Datang
3) Pindah
5. Kondisi masyarakat Dusun Brenggalan
Kondisi masyarakat Dusun Brenggalan Kecamatan Bulu dilihat dari berbagai sudut adalah sebagai berikut:
1) Sosial politik
Pada umumnya kondisi sosial politik masyarakat Dusun Brenggalan cukup baik, seperti keadaan masyarakat desa pada hakikatnya yang hidup gotong-royong bahu-membahu mempererat jalinan sosial kemasyarakatan, dengan begitu politik masyarakat terbentuk sebagai formasi yang kokoh untuk mencapai tujuan bersama berdasarkan Pancasila.
2) Sosial ekonomi
Kondisi sosial ekonomi Dusun Brenggalan terdongkrak dari mata pencaharian utama mereka sebagai petani. Namun sebagian besar penduduk adalah perantau dan rata-rata para perantau ini memiliki usaha dagang bakso namun ada juga yang bekerja menjadi karyawan yang juga warga brenggalan yang memiliki usaha di perantauan. Dengan merantau, kondisi perekonomian mereka jauh lebih baik sehingga mereka mampu membangun rumah yang megah di Dusun Brenggalan.
3) Sosial agama
Kondisi sosial agama Dusun Brenggalan tergolong masih kurang. Dibangunnya beberapa masjid dan mushola tidak mendorong para pemuda untuk beribadah ke tempat tersebut, sehingga pengunjungnya hanya para ibu dan bapak yang ada di Dusun Brenggalan. Kegitan TPA anak-anak berjalan baik, namun kegiatan pengajian ibu-ibu hanya dihadiri oleh sebagian kecil warga Dusun Brenggalan.

4) Sosial budaya
Sosial budaya Dusun Brenggalan dapat ditelusuri dari kebiasaan masyarakatnya yang sangat menyukai dangdut. Setiap acara besar yang diadakan masyarakat biasanya diselingi hiburan dangdut. Budaya woyo-woyo masih sangat digemari oleh masyarakat Dusun Brenggalan.
B. KAJIAN KEADAAN SECARA PARTISIPATIF
1. MAPPING (Pemetaan)
a. Peta Dukuh Brenggalan Desa Tiyaran
 Topik : Sosial-Keagamaan
 Teknik PRA yang dipergunakan: melakukan pemetaan (mapping)
 Fasilitator : Mochamad Hermansyah
Miftachul Huda
Rohman Nur Hidayanto
Syamsul Huda
 Nama Peserta : Pak Bayan Widodo
Pak Sarjito, S.Pd
Pak Larno
Pak Wakidi
Pak Purwanto
 Tempat dan Tanggal Pelaksanaan: Rumah Bp. Widodo, 01 Maret
 Catatan Proses Diskusi:
Proses diskusi yang dilakukan pada mapping, dilakukan dengan tanya jawab atau interview kepada peserta informan dan mengilustrasikan lewat gambar sketsa.

b. Catatan Proses Pengerjaan Mapping
Mapping yang dilakukan untuk mengetahui keadaan daerah melibatkan masyarakat. Karena masyarakat yang lebih tahu keadaan desa yang mereka tinggali selama ini. Oleh karena itu kelompok kami memilih melakukan mapping dirumah bapak Bayan sebagai sample penelitian.
Proses diskusi atau pencarian data tentang mapping tropical ini kami lakukan setelah Sholat Isya’. Ini dikarenakan bapak bayan memiliki banyak waktu dirumah setelah pulang dari bekerja pada sore hari. Sehingga untuk dapat mengoptimalkan hasil pencarian data kami memilih waktu yang kami anggap tepat yaitu setelah Sholat Isya’.
Kami diajak oleh bapak bayan untuk berkeliling agar mendapat gambaran tentang dusun Brenggalan dan Kerten. Kami juga berbincang kepada warga yang kami temui di jalan untuk memperoleh data yang lebih valid.
Proses diskusi ini menggunakan metode yang santai sehingga kami bisa lebih akrab dengan para partisipan. Dalam proses mapping ini bapak-bapak yang menjadi sumber informasi menjelaskan keadaan yang ada di Dukuh Brenggalan.
Berikut gambar mapping Dusun Brenggalan Tiyaran Bulu Sukoharjo:


Keterangan gambar:
Wilayah Brenggalan dibagi menjadi menjadi Dusun Malangan dan Dusun Pelem Putih. Di dusun ini terdapat beberapa potensi fisik antara lain : Masjid Amadunus, SD N 2 Tiyaran, TK Tiara Kasih, PAUD Tiara Kasih, Balai Desa Tiyaran terletak di dusun Tambak Rejo.
Kesimpulan gambar:
Dari mapping diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa Brenggalan mayoritas adalah petani. Hal ini dilihat dari letak dusun yang banyak dikelilingi oleh area persawahan dan tegalan. Namun demikian, banyak warga yang mengadu nasib dengan merantau khususnya para pemudanya. Adanya masjid/ mushola yang tersebar di beberapa RT menunjukkan adanya kesadaran warga yang tinggi di bidang keagamaan, tapi kenyataannya jamaah masjidnya masih sedikit dan kebanyakan para orang tua karena para pemuda banyak beradu nasib keluar desa atau merantau. Dusun Brenggalan memiliki banyak pegunungan yang indah dan menghijau sehingga sangat berpotensi untuk dijadikan objek wisata dan area climbing.
2. TRANS-SECTOR (Penelusuran Desa)
 Topik: Agama dan Perubahan Sosial
 Teknik PRA yang dipergunakan: membuat hasil transect
 Fasilitator :Dynta Cristiana Wijayanti
Rizka Elfira
Rohman Nur Hidayanto
Sari Jumiati
 Nama Peserta :Bp. Darso
Bp Marso
Bp. Widodo
Ibu Anik
 Tempat dan Tanggal Pelaksanaan: Rumah Bp. Widodo, 02 Maret 2012
 Catatan Proses Diskusi: Proses diskusi dilakukan dengan metode tanya jawab atau interview kepada peserta informan.
Kami membagi tim untuk berbincang dengan Bapak Darso selaku ketua RW V, Bapak Marso RW IV, Bapak Widodo selaku Bapak Bayan dan Ibu Anik selaku Ibu Bayan. Dengan Ibu Anik, kami berbincang disiang hari sambil mempersiapkan makan malam. Dari perbincangan tersebut kami memperoleh informasi bahwa di dusun ini memiliki perkumpulan ibu-ibu PKK yang membawahi P2KP (Program Pemberdayaan Kelompok Petani) yang terdiri dari kelompok tepung-tepungan dan peternakan. Dari perbincangan ini, ibu-ibu sering mengolah umbi-umbian untuk dijadikan berbagai macam makanan kecil. Dari situlah muncul ide dari kami untuk membuat kroket singkong. Selain itu kami juga berbincang kepada ibu-ibu kelompok tani untuk lebih variatif dalam memanam tanaman di kebunnya. Sehingga para warga dapat memetik hasil kebunnya sendiri untuk diolah tanpa membeli kepasar sehingga warga menjadi lebih hemat.
Sedangan peternakan adalah usaha sampingan dari penduduk untuk meningkatkan penghasilan. Sehingga kami memberi masukan agar warga memanfaatkan kotoran sapi menjadi pupuk. Setidaknya untuk pupuk kebunnya sendiri sehingga hasil perkebunannya menjadi lebih berkualitas.
Sedangkan untuk pemukiman dan persawahan, kami berbincang dengan bapak-bapak sembari membantu memanen padi. Untuk persawahan, kami berbincang-bincang dengan bapak-bapak yang kebetulan saat ini adalah musim panen sehingga kami berbincang sambil membantu memanen padi. Selain itu, Kami juga survey langsung ke gunung sepikul dan perbukitan disekitarnya. Bukit-bukit disini sangat berpotensi untuk pariwisata, ditambah pemandangan alam yang indah sehingga menjadi daya tarik tersendiri untuk para wisatawan yang memiliki jiwa petualang. Kendala yang dihadapi adalah rute untuk menaiki bukit yan masih terjal ditambah dengan bebatuan yang licin sehingga sangat berbahaya untuk didaki oleh sembarang orang. Apabila potensi ini digali lebih lanjut oleh pemerintah selain dapat meningkatkan penghasilan warga juga dapat mengurangi penyakit menyimpang masyarakat yang masih terjadi di daerah ini seperti mesum judi dan mabuk-mabukan yang kebanyakan bukan dari warga sekitar.

Gambar proses mapping dan trans-sector

PENELUSURAN DESA BRENGGALAN

KET. GAMBAR
JENIS FISIK PEMUKIMAN PERSAWAHAN PERBUKITAN PETERNAKAN
TATA GUNA Sebagai tempat tinggal
Warna cokelat dan tanah cukup subur Sebagai ladang pertanian
Tanah subur Cocok ditanami pohon besar
Objek wisata Sebagai mata pencaharian sampingan
JENIS TANAMAN/ BINATANG Sukun, kunyit, randu, singkong, kacang panjang Padi, kacang tanah Jati
Kacang-kacangan, singkong, jagung Kambing, ayam, sapi, bebek
MANFAAT Sebagai budidaya kunyit
Untuk membuat arang Hasil panen digunakan untuk keperluan sendiri dan sebagian dijual Sumber pendapatan daerah
Sebagai penanggulangan tanah longsor Sumber pendapatan per KK
Membantu menambah pendapatan utama
MASALAH Jalan rusak
Masyarakat banyak yang merantau Banyak hama wereng
Sering terjadi angin besar
Sawah termasuk jenis sawah tadah hujan Hasil ladang sering dicuri kera
Tempat perbukitan sering digunakan untuk tempat mesum Hewan ternak yang sakit di musim pancaroba
TINDAKAN YANG TELAH DILAKUKAN Betonisasi jalan Penyemprotan secara berkala dengan pestisida dan obat kimia
Membuat sumur pompa Mendatangkan Suku Badui untuk memburu kera
Memberi plakat kawasan bebas mesum Perawatan terhadap hewan ternak
Mendatangkan dokter hewan untuk peternak-peternak besar
HARAPAN Perbaikan jalan lebih merata
Adanya lapangan pekerjaan yang memadai. Produksi hasil pertanian meningkat
Hama wereng dapat terkendali
Membuat irigasi Hasil ladang meningkat
Tercipta tatanan alam yang indah dan kawasan yang tidak disalah gunakan Hasil peternakan meningkat dengan kualitas tinggi layak jual
POTENSI Cocok untuk usaha peternakan
Cocok untuk usaha pertanian
Kotoran dimanfaatkan untuk pupuk organik Selain ditanami padi, persawahan juga berpotensi ditanami berbagai macam tanaman misalnya: cabe, kacang,-kacangan, jagung dan umbi-umbian Lahan pangan
Sebagai Area/wilyah yang masih banyak perkebunan memudahkan para peternak mencari makan untuk hewan-hewan ternaknya
Kesimpulan tabel:
Jenis fisik Daerah Brenggalan meliputi persawahan, pemukiman, dan perbukitan. Masing-masing bagian memiliki tata guna, jenis tanaman, manfaat, masalah, tindakan yang telah dilakukan, harapan, dan potensi. Seperti yang telah tercantum dalam tabel di atas, Dusun Brenggalan merupakan daerah yang sangat berpotensi untuk lahan bercocok tanam. Para warga bisa menanam sayur-mayur di pekarangan rumah mereka, karena sebagian besar pemukiman penduduk masuk kategori luas dan jarak satu rumah dengan rumah yang lain berjauhan, sehingga dimungkinkan mereka memiliki perkebunan.
3. TREND AND CHANGE (Perubahan dan Kecenderungan)
 Topik: Agama dan perubahan sosial
 Teknik PRA yang dipergunakan: membuat Perubahan dan Kecenderungan.
 Fasilitator : Mochamad Hermansyah
Dynta Cristiana Wijayanti
Heni Rahmawati
 Nama Peserta: Bp. Marso dan Bp. Widodo
 Tempat dan Tanggal Pelaksanaan: Rumah Bapak Widodo, 04 Maret 2012
 Catatan Proses diskusi : Proses diskusi dilakukan dengan metode tanya jawab atau interview kepada peserta informan.
Kegiatan ini kami laksanakan pada Hari Minggu 4 Maret 2012 di rumah Bapak Widodo. Kami membahas bersama para perangkat desa yaitu Bapak Marso selaku ketua RW IV dan Bapak Widodo selaku Bayan. Disini kami berbincang mengenai perubahan yang terjadi di Dusun Brenggalan ini dari tahun 2010 hingga sekarang. Dari perbincangn tersebut hasil yang kami peroleh adalah sebagai berikut:

PERUBAHAN DAN KECENDERUNGAN DUSUN BRENGGALAN

PERUBAHAN 2010 2011 2012
Jumlah Penduduk 00000 000000 00000000
Jumlah Perantau 000 0000 00000
Jumlah sarana sekolah 00 000 0000
Pendidikan Perguruan Tinggi 00 000 0000
Jumlah petani dan peternak 000000 0000000 00000000
Jumlah PNS 000 0000 00000
Jumlah tempat judi/pemabuk - 0 00
Jumlah tegalan 00 000 0000


Gambar proses Trend And Change

Trend and change atau bagan perubahan dan kecenderungan merupakan teknik PRA yang memfasilitasi masyarakat dalam mengenali perubahan dan kecenderungan berbagai keadaan, kejadian, serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu. Hasilnya digambar dalam suatu matriks. Dari besarnya perubahan perubahan hal-hal yang diamati dapat diperoleh gambaran adanya kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut di masa depan. Hasilnya adalah bagan/matriks perubahan dan kecenderungan yang umum desa atau yang berkaitan dengan topik tertentu.
Seperti yang telah dipaparkan di atas mengenai perubahan dan kecenderungan Desa Brenggalan, dapat dilihat bahwa meningkatnya jumlah penduduk tidak mempengaruhi kepadatan penduduk di Dukuh Brenggalan dikarenakan meningkat pula jumlah perantau. Hal ini dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan di samping di bidang pertanian dan peternakan.
4. SEASONAL CALENDER (Kalender Musim)
 Topik: Agama dan perubahan sosial
 Teknik PRA yang dipergunakan: membuat kalender musim (seasonal calendar)
 Fasilitator : Gani Rahmaini
Hanum Nisrina
Rosyana Lailatun Nisfiah
 Nama Peserta: Bp. Marso
Bp. Wakidi
Bp. Larno
 Tempat dan Tanggal Pelaksanaan: Rumah Bapak Widodo, 08 Maret 2012
 Catatan Proses diskusi : Proses diskusi dilakukan dengan metode tanya jawab atau interview kepada peserta informan.

KALENDER MUSIM DUSUN BRENGGALAN

No. Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Tradisi Masyarakat
a. Bersih Desa (Pepunden Mbah Brenggolo) √
b. Nyadran
2. Pertanian
a. olah tanah √ √
b. bertani √ √
c. memupuk √ √
d. memanen √
3. Pengajian Setiap Minggu malam dan Jumat malam ba’da Shalat Maghrib
4. Perayaan HUT RI √



Gambar proses Kalender Musim
Kalender musim adalah suatu tekhnik PRA yang dipergunakan untuk mengetahui kegiatan utama, masalah, dan kesempatan dalam siklus tahunan yang dituangkan dalam bentuk diagram. Hasilnya, yang digambar dalam suatu “kalender” dengan bentuk matriks, merupakan informasi penting sebagai dasar pengembangan rencana program.
Tujuan dipergunakannya analisa seasonal calender dalam tehnik PRA di Dusun Brenggalan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pola kehidupan masyarakat Dusun Brenggalan pada siklus musim tertentu
2. Mengidentifikasi siklus waktu sibuk dan waktu luang masyarakat Dusun Brenggalan
3. Mengetahui siklus permasalahan yang dihadapi masyarakat Dusun Brenggalan pada musim-musim tertentu
4. Mengetahui siklus peluang dan potensi yang ada pada musim-musim tertentu

5. TIME LINE (Alur Sejarah)
 Teknik PRA yang dipergunakan: merekonstruksi alur sejarah (Time line)
 Fasilitator : Hindun Maryatun
Rizka Elfira
Syamsul Huda
 Nama Peserta : Bp. Larno
Bp. Darso
Bp. Widodo
Mbah Muyadi
 Tempat dan tanggal pelaksanaan: Rumah Bp Widodo, 08 Maret 2012
 Proses diskusi dilakukan dengan metode tanya jawab atau interview kepada peserta informan.
Untuk menyelesaikan time line di Desa Brenggalan, kami mencari tahu dengan mewawancarai Mbah Mulyadi adalah satu orang yang dituakan di dusun ini,dan mengetahui banyak tentang riwayat dudun ini. Karena beliau sudah sepuh, kami hanya meminta beliau menceritakan sejarah atau peristiwa yang cukup penting di Desa Brenggalan ini. Dimulai pada tahun 1968-an pernah terjadi hama wereng yang menyerang ladang petani di wilayah Brenggalan yang bsaat itu sangat paarah sehingga menyebabkan kegagalan panen. Di tahun 1981 sarana pendidikan mulai dibangun , diantaranya mulai dibangun nya SD Negeri 2 Tiyaran yang merupakan satu-satunya SD di Desa Brenggalan, dan setelah itu berlanjut mulai dibangunnya TK dan PAUD. Pada waktu tahun 2001 ladang petani di desa Brenggalan mengalami gagal panen dikarenakan monyet dari gunung menyerang ladang petani, yang saat itu jumlah monyet sangat banyak dan berkelanjutan hingga bertahun-tahun sehingga pada tahun 2003 kedatangan Suku Badui untuk mengendalikan populasi monyet yang merusak ladang pertanian.
Berikutnya, pada tahun 2007 Selanjutnya pada tahun terjadi pengaspalan jalan di dekat Masjid Tawakal di lingkup RT 01/05 yang sebelumnya jalanan di wilayah tersebut masih tidak rata dan becek apabila hujan dan pastinya sulit untuk dilewati kendaraan bermotor. Selain adanya pengaspalan jalan, untuk mempermudah sarana transportasi pada tahun 2009 mulai dibangunnya jembatan di dekat pepunden di desa Brenggalan yang merupakan penghubung antara Desa Brenggalan Sukoharjo dengan Pule, Wonogiri, dengan adanya jembatan ini warga sangat terbantu karena merupakan penghubung jalan utama. Pada tahun 2011 mulai ada proses betonisasi jalan di daerah RT 02/04, selain itu di tahun yang sama hama wereng kembali menyerang sawah-sawah penduduk yang menyebabkan gagal panen dan ini merupakan termasuk penyerangan hama wereng yang besar setelah tahun 1967 silam. Dan pembangunan yang sedang berlangsung di tahun ini, tahun 2012 dan sedang dalam masa proses pembangunan adalah renovasi Masjid Tawakal




Gambar proses Time Line




TIME LINE (ALUR SEJARAH)
DESA BRENGGALAN

NO Tahun Peristiwa yang terjadi
1 1967 Terjadi bencana hama werang yang menyerang ladang padi petani mengalami gagal panen.

2 1981 Pembuatan sarana pendidikan di kebayanan Brenggalan yaitu SD N 2 Tiyaran
2001 Monyet dari Gunung menyerang ladang petani, menyebabkan kerusakan ladang
2003 Pengaspalan jalan dekat Masjid Tawakal di lingkup Rt 01/05
2007 Kedatangan Suku Badui untuk mengendalikan populasi monyet yang merusak ladang
2009 Pembuatan jembatan di dekat pepunden Desa Brenggalan yang menghubungkan antara Brenggalan Sukoharjo dengan Pule Wonogiri
2011 Proses betonisasi jalan di daerah Rt 02/04
Kembali terjadi bencana hama wereng untuk yang kedua kalinya di Dukuh Brenggalan
2012 Renovasi Masjid Tawakal

Time Line adalah tekhnik penulusuran alur sejarah suatu masyarakat dengan mengenali kejadian penting yang pernah dialami pada alur waktu tertentu. Tujuan time linbe untuk mengetehui kejadian-kejadian yang ada di dalam masyarakat secara kronologis agar masyarakat memahami kembali keadaan mereka pada masa kini dengan mengetahui latar belakang masa lalu melalui peristiwa penting dalam kehidupan mereka di masa lalu, sehingga mereka mempunyai prediksi dan rencana pertahanan serta perbaikan yang baik.

6. VENN DIAGRAM (Bagan Hubungan Kelembagaan)
 Teknik PRA yang dipergunakan: Bagan Hubungan Kelembagaan
 Fasilitator : Hindun Maryatun
Rizka Elfira
Syamsul Huda
 Nama Peserta : Bp. Larno dan Bp. Widodo
 Tempat dan tanggal pelaksanaan: Rumah Bp Widodo, 09 Maret 2012
 Proses diskusi dilakukan dengan metode Tanya jawab atau interview kepada peserta informan.
Kegiatan diskusi ini kami laksanakan pada Hari Jumat sore di rumah Bapak Widodo dengan kedua partisipan dari Dusun Brenggalan, yaitu Bapak Bayan Widodo dan Bapak Larno. Kami membahas mengenai lembaga-lembaga yang ada di Dusun Brenggalan, dari peran, kedudukan, serta pengaruhnya terhadap masyarakat di Dusun Brenggalan tersebut. Dari hasil diskusi kami tersebut, kami kemudian merumuskannya dalam diagram venn / melalui bagan hubungan kelembagaan.
BAGAN HUBUNGAN KELEMBAGAAN DUSUN BRENGGALAN










Gambar proses diagram venn
Keterangan gambar :
1. Besar kecilnya lingkaran menunjukkan pentingnya lembaga-lembaga tersebut menurut pemhaman masyarakat. Semakin pentingnya suatu lembaga maka semakin besar lingkaran.
2. Jauh dekatnya lingkaran menunjukan pengaruh lembaga tersebut menurut pemahaman masyarakat.Semakin dekat dengan lingkaran masyarakat maka lembaga tersebut semakin berpengaruh.
Bagian masyarakat yang memiliki peran penting dalam masyarakat yaitu perantau yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Meskipun mereka mencari nafkah di luar daerah, tapi mereka mempunyai investasi yang besar di desa. Potensi tersebut sangat bermanfaat untuk memfasilitasi kesejahteraan keluarganya di Dusun Brenggalan. Seni berpengaruh terhadap karang taruna dan dapat dilihat melalui diagram venn bahwasannya karangtaruna cukup penting dalam masyarakat. Kalangan pemabuk cukup berpengaruh terhadap masyarakat dan juga tidak memiliki peran penting dalam masyarakat. Kelembagaan ibu-ibu PKK dan petani mempunyai peran yang peting terhadap masyarakat dan juga cukup berpengaruh terhadap masyarakat mengingat hampir semua kegiatan dibawahi oleh ibu-ibu PKK termasuk posyandu, lansia, dan P2KP. Petani berpengaruh terhadap masyarakat karena prosentase kedua terbesar mata pencaharian penduduk adalah sebagai petani. Kelembagaan TPA berpengaruh terhadap masyarakat walaupun tidak terlalu penting dalam masyarakat karena sebagian besar berasal dari keluarga perantau. Ibu-ibu PKK dari kelurahan memiliki peran penting tapi tidak terlalu brpengaruh terhadap masyarakat.




























BAB III
PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN
( PARCIPATORY PLANNING)
A. Hasil Kajian Matrik Ranking
 Nama Pemandu : Rosyana Lailatun Nisfiah
Miftachul Huda
Gani Rahmaini
 Nama peserta Diskusi:
1. Pak widodo
2. Pak Wakidi
 Tanggal dan Tempat pelaksanaan: 12 Maret 2012 di rumah pak Widodo.
 Catatan Proses Diskusi :
Dalam pembuatan matrik ranking kita berkumpul di rumah Pak Widodo dan mengundang beberapa tokoh masyarakat untuk membantu kami dalam penyusunan Matrik Rangking. Kami merumuskan masalah-masalah menjadi lima unsur diantaranya kemiskinan, kualitas pendidikan yang masih rendah, banyaknya pengangguran, pola hidup sehat yang kurang, dan minimnya akses info yang masuk ke Dusun Brenggalan. Dalam proses tersebut kami menghitung skor terbesar untuk menentukan peringkat terkecil sebagai permasalahan yang paling mendesak/urgensi untuk segera ditangani melalui perumusan pohon masalah dan pohon tujuan sebagai berikut:

Gambar proses matrik ranking
Dari hasil diskusi dengan warga maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan matrik ranking dapat memberikan gambaran berdasarkan jumlah skor yaitu masalah yang paling mendesak dan membutuhkan penanganan mengenai masalah pendidikan dengan jumlah skor 13. Setelah mengetahui hasil matrik ranking ini kami langsung membuat materi untuk diberikan kepada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan bimbingan belajar.
B. Hasil Kajian Analisis Pohon Masalah Dusun Brenggalan
 Nama Pemandu : kelompok 24
 Nama peserta Diskusi:
1. Bapak Widodo
2. Bapak Larno
3. Bapak Darso
 Tanggal dan Tempat pelaksanaan : 12 Maret 2012, Rumah Bapak Widodo
 Catatan Proses Diskusi :
Waktu, tempat, peserta diskusi, dan pemandu dalam rangka pembuatan pohon masalah dan pohon tujuan adalah sama. Pembuatan pohon masalah dan pohon tujuan dilakukan di pos ronda yang terletak di depan kediaman Bapak Widodo. Kami berkumpul di pos ronda pada siang hari. Ketika kami menyampaikan maksud kami untuk mengajak ibu-ibu di atas untuk berdiskusi guna menyusun pohon masalah dan pohon tujuan maka mereka menyambutnya dengan antusias. Proses diskusi berlangsung hangat dan penuh canda tawa. Setelah pohon masalah dan pohon tujuan selesai kami kerjakan maka kami lanjutkan dengan mengobrol mengenai keadaan dusun yang kami tempati untuk KKT.

ANALISIS POHON MASALAH DUSUN BRENGGALAN
























Pendidikan dijadikan pokok permasalahan di Desa Brenggalan. Masyarakat kurang memperhatikan pendidikan, sehingga banyak anak yang putus sekolah. Dari segi sarana dan prasarana pendidikan yang masih kurang memenuhi standarisasi pendidikan juga kurangnya motivasi para pelajar menjadi penyebab utama rendahnya kualitas pendidikan di Dusun Brenggalan. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah siswa di Dusun Brenggalan yang tidak memenuhi kuota yang ditargetkan. Dari hasil analisa tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan menjadi sorotan utama di Desa Brenggalan-Tiyaran.
Masalah yang diangkat untuk dianalisa dalam pohon masalah adalah kurangnya kualitas pendidikan Dusun Brenggalan. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya minat belajar dan kurangnya kualitas pendidikan. Dari hasil analisa di atas dapat diperoleh sebab musabab inti masalah yaitu dari masyarakatnya/ lingkungannya itu sendiri yaitu pendidikan orang tua yang rendah membuat tata krama anak kurang juga kurangnya pendidikan budi pekerti dari guru. Yang kedua yaitu kurangnya kontrol dari orang tua, pergaulan, dan kesibukan orang tua.
Dari segi ekonomi, pertama, dapat dilihat jumlah terbanyak masyarakat perantau yang disebabkan kurangnya lapangan pekerjaan yang dikarenakan minimnya pengetahuan untuk mengembangkan potensi daerah. Kedua dapat kita amati dari kurangnya kreatifitas dalam bertani yang disebabkan kurangnya minat masyarakat dalam bertani, dan pengetahuan yang kurang.
Dari segi geografis, pertama, tidak adanya fasilitas sekolah menengah yang dekat yang dikarenakan oleh jarak sekolah menengah lebih dekat ke luar kecamatan. Kedua, wilayah pegunungan yang disebabkan daerah rawan bencana.
Dari analisis pohon masalah di atas, kami kemudian berdiskusi dengan guru-guru dan ibu-ibu PKK untuk mengupayakan pendidikan bagi anak-anak Dusun Brenggalan melalui sosialisasi kepada masyarakat bahwasannya pendidikan itu tidak hanya diperoleh dari bangku pendidikan saja, tetapi juga dari lingkungan keluarga dan sekitarnya. Oleh karena itu peran orang tua dan guru untuk lebih memperhatikan lingkungan pergaulan anak-anaknya sangat penting dan akan menjadi salah satu faktor untuk menentukan baik tidaknya pendidikan budi pekerti anak-anak tersebut.
C. Hasil Kajian Analisis Pohon Tujuan Dusun Brenggalan
 Nama Pemandu : kelompok 24
 Nama peserta Diskusi:
1. Bapak Widodo
2. Bapak Larno
3. Bapak Darso
 Tanggal dan Tempat pelaksanaan : 12 Maret 2012, Rumah BapakWidodo




Gambar proses analisis pohon tujuan






ANALISIS POHON TUJUAN DUSUN BRENGGALAN






























Tujuan utama adalah untuk mengupayakan peningkatan kualitas hidup dengan pendidikan. Pertama, sarana yang diberikan diantaranya yaitu, mengadakan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan dengan dukungan penuh dari seluruh pimpinan desa dan para tokoh masyarakat, dengan membangun kerjasama masyarakat dengan pihak sekolahan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, mengadakan sosialisasi tentang pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak, membangun beberapa fasilitas lembaga pendidikan, pemerintah memprioritaskan sarana dan prasarana bagi sekolahan yang ada di Dusun Brenggalan. Hal-hal tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan pendidikan keluarga.
Kedua yaitu pentingnya mutu perekonomian warga Brenggalan dalam hal peningkatan kualitas pendidikan. Di bidang ekonomi, tujuan yang ingin kami capai yaitu mengadakan penguatan ekonomi Dusun Brenggalan dengan membuka lapangan pekerjaan, sehingga mengurangi jumlah urbanisasi yang ada didaerah tersebut yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas petani dan peternak sehingga taraf hidup lebih meningkat, mendorong masyarakat untuk memanfaatkan potensi alam yang ada di Dusun Brenggalan, ikut serta dalam kegiatan sosialisasi tentang bagaimana cara bertani dan beternak yang baik, mengadakan penelitian tentang SDA yang berpotensi daerah ini. Hal-hal tersebut bertujuan untuk memperkuat dukungan moral dan material dari pemerintah untuk lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat Dusun Brenggalan.
Yang ketiga pendidikan luar sekolah yang mejadi pemacu meningkatnya kesejahteraan masyarakat untuk ikut serta dalam kemajuan pendidikan yaitu pembudidayaan tanaman apotik hidup dan sayur mayur sebagai bentuk pemanfaatan lahan kosong, meningkatkan kinerja masyarakat dalam hal pengolahan lahan kosong, dan mendidik masyarakat tentang bagaimana memanfaatkan lingkungan.
Tujuan-tujuan tersebut diharapkan mampu meningkatkan level positif yang berupa peningkatan media belajar siswa dan kualitas sumber daya manusia yang unggul. Tujuan-tujuan tersebut dapat tercapai melalui kinerja dan kesadaran masyarakat Dusun Brenggalan itu sendiri. Dalam hal pencapaian tujuan-tujuan tersebut, harus ada etos kerja yang tinggi dan kesadaran seluruh warga akan pentingnya pendidikan.

BAB IV
AKSI KEGIATAN
Meskipun kami selaku peserta KKT harus berjuang keras guna mendapatkan permasalahan yang bisa kami angkat untuk kami selesaikan, namun pada akhirnya kami mampu menemukan permasalahan yang harus segera diatasi. Adapun beberapa kegiatan yang kami laksanakan adalah sebagai berikut:
A. KEGIATAN PENDIDIKAN
1. BIMBINGAN BELAJAR BAHASA INGGRIS ( ENGLISH FUN CLUB)
a. Judul dan keterangan
 Topik : Bimbingan belajar Bahasa Inggris
 Nama pemandu : Mahasiswa KKT IAIN Surakarta
 Nama peserta aksi : Siswa-siswi SD dan SMP
 Waktu pelaksanan : Seminggu 3x ( Kamis, Sabtu, Minggu)
 Tempat pelaksanaan : Rumah Bapak Bayan Widodo
b. Catatan proses aksi kegiatan
Kegiatan bimbingan belajar dilaksanakan 4 kali dalam seminggu. Bimbingan belajar dilaksanakan pukul 13.00-15.00 WIB dirumah Bapak Bayan (Bapak Widodo). Jumlah peserta bimbingan belajar 15 anak. Materi yang diajarkan adalah khusus Bahasa Inggris SD maupun SMP. Sistem bimbingannya sesuai kebutuhan adik-adik peserta bimbel, selain itu kami juga memberikan game serta video yang menggunakan pengantar Bahasa Inggris. Jadi tugas pemandu dalam hal ini adalah mahasiswa KKT IAIN Surakarta harus siap membantu belajar adik-adik apapun materinya.
Setiap mahasiswa sudah dibebani tugas pokok. Misalnya mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dibebani tanggung jawab untuk membimbing belajar adik-adik yang kesulitan belajar Bahasa Inggris seperti membantu mengerjakan PR, tugas dari sekolah, mencocokkan soal dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaanya agar lebih efektif dan semuanya mendapat jatah mengajar maka untuk bimbingan belajar ini sistemnya adalah bagi tugas. Jadi tiap mahasiswa menghandle beberapa anak untuk belajar kelompok. Kemudian jika ada kesulitan bisa ditanyakan kepada kakak-kakak pemandu bekerja sama dengan yang lain untuk memecahkan persoalan yang dihadapi oleh adik-adik.
c. Catatan reflektif aksi kegiatan dari masyarakat
Masyarakat sangat senang dengan adanya bimbingan belajar yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKT IAIN Surakarta. Apalagi menjelang Ujian Nasional anak-anak sangat membutuhkan bimbingan dalam belajar apalagi Bahasa Inggris, yang merupakan salah satunya mata pelajaran yang biasanya dianggap sulit oleh adik-adik. Hal ini membuat adanya bimbingan belajar sangat dibutuhkan karena kegiatan tersebut telah membantu anak-anak dalam mengejar ketertinggalan materi pelajaran.
2. KONSULTASI BELAJAR
a. Judul dan keterangan
 Topik : Konsultasi belajar
 Nama pemandu : Mahasiswa KKT IAIN Surakarta
 Nama peserta aksi : Siswa SD
 Waktu pelaksanan : Setiap hari
 Tempat pelaksanaan : Rumah Bapak Bayan Widodo
b. Catatan proses aksi kegiatan
Kegiatan konsultasi belajar dilaksanakan setiap hari. Bimbingan belajar dilaksanakan pukul 18.30-20.00 WIB dirumah Bapak Bayan (Bapak Widodo). Jumlah peserta bimbingan belajar 7-8 anak. Materi yang diajarkan adalah khusus materi ujian SD diantaranya bahasa Indonesia, matematika, ipa dan ips. Sistem bimbingannya sesuai kebutuhan adik-adik. Jadi tugas pemandu dalam hal ini adalah mahasiswa KKT IAIN Surakarta harus siap membantu belajar adik-adik apapun materinya.
System konsultasi belajar adalah meminta adik-adik untuk memilih materi yang sulit atau belum jelas. Konsultsi belajar ini tidakn hanya focus pada materi tetapi juga membantu mengerjakan PR, tugas dari sekolah, mencocokkan soal dan lain sebagainya. Kegiatan ini juga dislingi oleh film- film educative. Dalam pelaksanaanya agar lebih efektif dan semuanya mendapat jatah mengajar maka untuk bimbingan belajar ini sistemnya adalah bagi tugas. Jadi tiap mahasiswa menghandle beberapa anak untuk belajar kelompok. Kemudian jika ada kesulitan bisa ditanyakan kepada kakak-kakak pemandu bekerja sama dengan yang lain untuk memecahkan persoalan yang dihadapi oleh adik-adik.
c. Catatan reflektif aksi kegiatan dari masyarakat
Masyarakat sangat senang dengan adanya bimbingan belajar yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKT IAIN Surakarta. Apalagi menjelang Ujian Nasional anak-anak sangat membutuhkan konsultasi dalam belajar terutama matematika, yang merupakan salah satu mata pelajaran yang biasanya dianggap sulit oleh adik-adik. Hal ini membuat adanya konsultasi belajar sangat dibutuhkan karena kegiatan tersebut telah membantu anak-anak dalam mengejar ketertinggalan materi pelajaran.
3. KEGIATAN TPA
a. Judul dan keterangan
 Nama Pemandu : Mahasiswa KKT IAIN Surakarta
 Nama Peserta : Anak usia TK,SD
 Waktu : Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu
 Tempat : Sdr.a Heru dan Sdr.i Yanti
b. Catatan Proses Kegiatan
TPA di dukuh Brenggalan ini biasanya diadakan seminggu 4 kali, yaitu tiap hari selasa, kamis, sabtu, dan minggu. Kegiatan TPA dimulai dari pukul 15.30-17.00 WIB. Untuk materi yang disampaikan sudah terjadwal, setelah pembukaan dilanjutkan dengan membaca surat pendek dan hadist. Kemudian dilanjutkan membaca iqro’yang sudah dikelompokkan sesuai tingkatan jilid. Setelah membaca iqro’ semua santri baik putra maupun putri digabung satu untuk pembelajaran lanjutan secara klasikal. Materinya bervariasi mulai dari hafalan doa dan hadist, permainan tepuk, hafalan doa sehari-hari, menyanyi islami dan materi yang lain yang berkaitan dengan pengetahuan agama. Keadaan TPA di dusun Brenggalan ini sudah ada dan berjalan dengan baik, jumlah siswa sangat banyak 70 anak. Materi pengajarannya tidak hanya membaca iqro’ dan al qur’an tetapi juga mencakup materi BCM (bernyanyi, cerita, membaca). Di sini kami ikut mengajar. Dan sebagai fasilitator kami berusaha selalu memberikan masukan-masukan dan motivasi pada remaja-remaja yang mengajar di TPA ini.
c. Catatan Refleksi Kegiatan
Masyarakat khususnya dusun Brenggalan sangat senang dengan adanya kegiatan TPA yang dilaksanakan oleh KKT IAIN Surakarta. Karena selama ini warga masyarakat memang sangat membutuhkan bimbingan pembelajaran dalam bidang agama khususnya bagi anak-anak. Dari santri mereka juga sangat antusias dengan adanya kegiatan TPA, apalagi dengan emakaian metode BCM, bernyanyi cerita menyanyi sangat menghidupkan suasana belajar di TPA sekaligus memudahkan penyerapan materi. Ya, lagu dan tepuk sangat erat dengan dunia anak maka pemakaian metode BCM ini tentu tepat untuk dunia anak. Para santri sangat antusias sewaktu diberi pertanyaan keagamaan.
4. MENGAJAR DI SD NEGERI 2 TIYARAN
a. Judul dan keterangan
 Topik : Mengajar Bahasa Inggris, komputer, Agama Islam
 Nama pemandu : Mahasiswa KKT IAIN Surakarta
 Nama peserta aksi : Siswa SD Negeri 2 Tiyaran
 Waktu pelaksaan : Seminggu 3x ( senin, rabu, dan jumat )
 Tempat pelaksanaan : Di SD Negeri 2 Tiyaran
b. Catatan proses aksi kegiatan
Kegiatan tersebut merupakan salah satu dari banyak program yang dilakukan oleh peserta KKT kelompok 24. Kami menjalankan program tersebut dengan tujuan agar siswa lebih mengenal tekhnologi terutama komputer, serta menambah pemahaman agama kepada para siswa. Awal mulai kami menemui Kepala Sekolah SD Negeri 2 Tiyaran dan mendapatkan apreasiasi dan tanggapan yang baik dari para pimpinan sekolah dan para guru. Dari pihak sekolah memberikan kami waktu sore hari seperti extrakurikuler agar tidak mengganggu proses KBM sekolah sehingga pembelajaran dilaksanakan pukul 15.30-17.00 WIB. kami mencari strategi bagaimana siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran, yaitu dengan praktek komputer langsung menggunakan laptop, memutarkan video dan game yang menarik untuk bahasa inggris dan agama serta praktek conversation untuk peningkatkan skill khususnya speaking. Karena jumlah siswa perkelas sedikit jadi setiap kegiatan digabung menjadi 2 kelas, yakni: kelas 1,2,3 dan kelas 4,5.
c. Catatan reflektif aksi kegiatan dari masyarakat
Masyarakat, pihak sekolah, guru, orang tua, dan seluruh komponen sangat senang dan mendukung dengan adanya extrakurikuler ini. Anak- anak begitu antusias dalam mengikuti pembelajaran terbukti jumlah siswa yang hadir banyak dan sedikit anak yang absen karena proses pembelajaran tidak hanya teori saja tapi lebih banyak langsung ke praktek, selain itu tanpa dipungut biaya apapun. Karena jumlah anak yang sedikit sehingga dalam pengelolaan kelas lebih mudah.
5. PENDIDIKAN FORMAL (PAUD)
a. Judul dan keterangan
 Nama Pemandu : Mahasiswa KKT
 Nama Peserta : Anak Usia 3- 4 Tahun
 Hari : Selasa,Kamis,Sabtu
 Tempat : PAUD Tiara Kasih
b. Catatan Aksi Kegiatan
Kegiatan PAUD ini hanya di laksanakan seminggu 3 kali yaitu hari selasa,kamis,sabtu jam 8-10 Di PAUD ini ada 3 orang guru yang biasa mengajar.Fasilitas yang ada di PAUD ini juga masih terbatas,yaitu hanya berupa meja,kursi,beberapa sarana permainan,lemari.Kedatangan kami di PAUD di sambut dengan baik oleh guru-guru di sini.Kami di beri kesempatan untuk mengisi materi di setiap pertemuan. Secara bergiliran kami mengajar dan membantu kegiatan di PAUD ini. Biasanya hal pertama yang kami lakukan sebelum mengajar adalah menyapa siswa dengan salam,kemudian memperkenalkan diri kepada siswa selanjutnya melakukan presensi siapa yang tidak hadir dalam pelajaran. Kemudian mengajak siswa untuk bernyanyi atau melakukan tepuk dilanjutkan dengan menyampaikan materi pelajaran.Lalu menyuruh siswa mempersiapkan peralatan belajar. Setelah siap,kami memberikan penjelasan pada siswa apa yang harus di lakukan,tentu saja harus dengan sabar karena anak-anak PAUD berbeda dengan anak-anak SD. Kami merasa sangat senang sekali bisa membantu kegiatan belajar mengajar di PAUD ini,selain kami bisa membagi ilmu kami juga bisa mendapatkan banyak pengalaman baru.
c. Catatan Refleksi Kegiatan
Partisipasi kita di PAUD, alhamdulilah mendapat respon positif. Para guru pengajar, merasa bersuka cita. dengan sikap terbuka dan transparan bak keluarga sendiri kepada kami.
Akhirnya, kami menerima dan bersikap responsif. Permasalahan yang Nampak dari PAUD adalah belum ada perpustakaan yang mendukung untuk KBM anak-anak di tempat belajar tersebut. Serta, tempat belajar yang kurang adaptif sebagaimana tempat belajar dunia anak.
Kami berupaya selami permasalahan itu, mencoba mencari titik penyelesaian meski kami memiliki berjuta keterbatasan. Alhamdulillah, saling berembuk dan mengendorkan ego dari masing-masing anggota untuk putuskan penyelasain itu. Akhirnya, ada dua hal yang akan kita kontribusikan ke PAUD yaitu pemberian gambar dinding dan CD untuk mendukung proses pembelajaran yang dunianya adalah bermain dan menyanyi.
B. KEGIATAN KEWANITAAN
Dalam bidang ini kami peserta Kuliah Kerja Transformatif (KKT) ikut mengisi acara peranan wanita.Yaitu mengikuti
1. Program Ibu-Ibu Pkk Kelompok Tani (P2KP) membuat kroket singkong
a. Judul dan keterangan
 Nama Pemandu : Mahasiswa KKT IAIN Surakarta
 Nama Peserta : Ibu-ibu kelompok Tani (P2KP)
 Waktu : 2 kali Sebulan
 Tempat : Rumah Bapak Widodo
b. Catatan proses aksi kegiatan
Kami merasa tertantang ketika kami dimintai program mengenai ekonomi dan pemberdayaan. Dan kami sepakat untuk menampilkan ketrampilan membuat “kroket singkong”. Karena ada salah satu teman kami yang bisa membuatnya, sehingga singkong bisa dihidangkan menjadi makanan yang lebih lezat dan menarik tidak hanya digoreng atau direbus saja. Kami memberi keterangan yang detail beserta cara dan bahan pembuatan yang dinutuhkan . Ibu-ibu ini mengikuti semua instruksi kami dan mempraktekkannya dengan baik. Betapa senangnya hati kami ketika ketua ibu-ibu kelompok tani (P2KP) ini berencana untuk menggunakan resep yang kami berikan dalam mengikuti lomba masak yang berbahan dasar singkong. Sehingga setelah acara kami berbincang santai membahas hal-hal yang berkaitan dengan lomba memasak. Yang dinilai dalam perlombaan tidak hanya rasa tetapi juga teknik pengerjaan, kebersihan, kekompakan tim dan cara penyajian. Oleh karena itu, kami memberi beberapa saran kepada ibu-ibu mengenai cara-cara penyajian.
c. Catatan reflektif
Acara perkumpulan PKK ibu-ibu rutin diadakan setiap sebulan sekali. Untuk setingkat perkumpulan RT setiap tanggal 20 di Dukuh Brenggalan ini. Sedangkan untuk tingkat kelurahan diadakan setiap tanggal 15. Mereka menyambut kedatangan kami dengan antusias yang tinggi. Bahkan diwaktu pertama kali kami berpartisipasi kami langsung diminta ibu-ibu PKK untuk memberi bekal keterampilan. Kami memberikan katerampilan di bidang tata buga yaitu membuat Kroket Singkong. Ibu-ibu sangat antusias sekali, karena dengan begitu mereka mendapat inspirasi untuk berpartisipasi dalam lomba kreasi makanan di kabupaten. Dengan adanya pengajaran keterampilan ini, diharapkan ibu-ibu Desa Brenggalan mampu mengolah bahan pangan sederhana (potensi daerah) menjadi makanan istimewa yang memiliki cita rasa yang tinggi, sehingga mningkatkatkan nilai jual makanan tersebut.
2. PENGAJIAN IBU-IBU
a. Judul dan keterangan
 Topik : Pengajian ibu-ibu
 Nama Pemandu : Mahasiswa KKT
 Nama peserta : Ibu-ibu Masjid Amadunus
 Waktu pelaksanaan : setiap malam minggu
 Tempat : Masjid Amadunus
b. Catatan proses aksi kegiatan
Kegiatan 1
Pengajian ibu-ibu ini dilaksanakan setiap malam minggu ba’da maghrib sampai adzan isya. Pesertanya adalah ibu-ibu pengajian di masjid Amadunus. Kedatangan kami disambut dengan ramah oleh para jama’ah. Setelah berkenalan kami menawarkan kepada jama’ah untuk memilih materi keislaman. Karena para jama’ah menyerahkannya kepada kami sehingga pertemuan pertama ini kami membahas mengenai manfaat wudhu dan shalat. Para jama’ah terlihat sangat antusias dan banyak jama’ah yang menanyakan persoalan-persoalan dalam beribadah. Diantaranya tata cara wudhu yang benar, gerakan sholat yang benar. Serta rukun dan syarat wudhu dan shalat.
Kegiatan 2
Materi yang disampaikan selanjutnya antara lain: bimbingan belajar Al-Qur’an, bimbingan belajar wudhu dan Shalat serta materi yamg berkaitan dengan ibadah. Dimulai dari wudhu yang berisi bacaan niat dan juga urutan wudlu yang baik dan benar. Selain itu materi yang disampaikan adalah tentang shalat. Yaitu bacaan shalat mulai dari niat sampai salam. Metode yang digunakan adalah metode hafalan dan latihan berulang-ulang secara langsung. Metode hafalan digunakan untuk menghafal bacaan-bacaan doa ketika wudlu maupun bacaan ketika shalat yaitu seprang pemandu membacakan dahulu kemudian ibu-ibu menirukan bacaan tersebut dan dilakukan secara berulang-ulang. Meskipun agak sulit namun kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar. Hal ini karena semangat belajar ibu-ibu sangat tinggi.
c. Catatan Reflektif
Ibu-ibu sangat terbantu dengan adanya keberadaan mahasiswa KKT IAN Surakarta. Karena dengan kegiatan bimbingan belajar shalat yang diajarkan dapat membantu dalam pelaksanaan praktek shalat ibu-ibu, tidak hanya sekedar teori tapi juga langsung praktek. Untuk mengajari ibu-ibu harus lebih luwes dan sabar, serta mampu mengetahui kemampuan masing-masing peserta ibu-ibu. Akan tetapi ibu-ibu disini memiliki semangat luar biasa dalam belajar dan ini adalh sebagai modal awal dalam penyampaia materi agar mudah lebih diserap. Harapan masyarakat dan mahasiswa KKT adalah semoga kegiatan tersebut akan tetap berjalan dengan lancar.

C. PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT
1. KERJA BAKTI
a. Judul dan keterangan
 Nama Pemandu : Mahasiswa KKT IAIN Surakarta
 Nama Peserta : Mahasiswa KKN dan warga
 Waktu : 2 kali Sebulan
 Tempat : Rumah Bapak Widodo
b. Catatan proses aksi kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pukul 07.00 WIB. Para warga membawa peralatan kerja bakti yang diantaranya pacul, wangkil sapu serta grobak sampah. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin untuk menjaga kesehatan warga dengan memperbaiki sanitasi dan membersihkan jalan serta selokan.
c. Catatan reflektif
Kegiatan kerjabakti dilaksanakan warga Dukuh Brenggalan setiap 2 kali dalam satu bulan. Aksi bersih desa ini diikuti oleh seluruh warga dari ibu-ibu, bapak-bapak, dan pemuda Sega Mania. Lokasi yang dibersihkan yaitu diantaranya pepunden Mbah Brenggala, jalan, selokan, sanitasi, dan memperbaiki kerusakan-kerusakan desa seperti perbaikan masjid dan tempat-tempat umum lainnya. Warga terlihat sangat antusias dan peduli lingkungan. Mereka bahu-membahu dalam pembersihan desa. Mereka menyadari arti penting menjaga kebersihan demi kesehatan. Karena kebanyakan lingkungan Dukuh Brenggalan berupa persawahan dan perkebunan, mereka hendaknya membuang genangan air agar tidak dijadikan sarang nyamuk wabah demam berdarah, malaria, dan cikungunya. Lingkungan yang bersih mencerminkan masyarakat yang sehat.
2. JALAN-JALAN DENGAN MASYARAKAT
a. Judul dan keterangan
 Topik : Jalan-Jalan Masyarakat
 Nama pemaandu : Mahasiswa KKT IAIN Surakarta
 Nama peserta aksi : Masyarakat Brenggalan.
 Waktu pelaksanaan : Minggu, 18 Maret 2012
b. Catatan proses aksi kegiatan.
Kegiatan jalan-jalan bersama merupakan program kami sebagai ajang untuk mendekatkan diri kepada seluruh masyarakat, mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda karang taruna maupun anak-anak. Kagiatan dimulai pukul 07.00 dengan tempat pemberangkatan di SD Negeri 2 Tiyaran dan berkumpul kembali disitu. Rute perjalanan memutari desa Brenggalan dengan durasi 1 jam. Acara dimeriahkan dengan berbagai doorprize untuk semua lapisan masyarakat. Acara selesai pada pukul 11.00.
c. Catatan reflektif aksi kegiatan dari masyarakat.
Masyarakat sangat senang dengan adanya kegiatan ini, terutama ibu-ibu dan anak-anak. Namun, kalangan bapak-bapak yang hadir hanya sedikit dikarenakan sedang musim panen padi, sehingga para bapak-bapak lebih memilih untuk memanen padinya dan meminta istri dan anak-anaknya untuk ikut memeriahkan acara kami. Dengan kegiatan ini kami berharap dapat meningkatkan ukhuwah antar seluruh lapisan masyarakat dan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kegiatan jalan sehat memeberikan dampak yang baik dari segi sosial dan kesehatan. Sehingga nantinya kegiatan ini dapat diteruskan sendiri dan dijadikan kegiatan rutin oleh warga.
3. JALAN SEHAT BERSAMA SANTRI TPA/TPQ SE-DESA TIYARAN
a. Judul dan keterangan
 Topik : Jalan Sehat santri TPA/TPQ
 Nama pemaandu : Mahasiswa KKT IAIN Surakarta
 Nama peserta aksi : Masyarakat Brenggalan
 Waktu pelaksanaan : Jumat, 23 Maret 2012

b. Catatan proses aksi kegiatan.
Program ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjalin silaturahmi antar TPA se-desa Tiyaran. Kegiatan dimulai pukul 07.00 dengan tempat pemberangkatan di kelurahan dan berkumpul kembali disitu. Acara jalan sehat TPA/TPQ ini bukan hanya sekedaar jalan sehat biasa. Kami membentuk beberapa pos, masing-masing pos memberikan tes serta permainan sehingga para santri semakin antusias mengikuti acara ini. Dikarenakan minimnya dana, maka kami mengambil alternatif untuk konsumsi dengan cara kado silang. Sehingga acara ini semakin meriah. Apalagi ditambah dengan adanya doorprize. Rute perjalanan yang dilalui yaitu start dari kelurahan menuju ke lapangan dan berhenti ke posko 1. Di posko 1, anak-anak menghafalkan surat pendek sesuai nomor undian yang diambil. Perjalanan dilanjutkan ke selatan sampai di Masjid Pelem Putih anak-anak berhenti di posko 2. Di posko 2, anak-anak mengerjakan cardshot (menjodoh-jodohkan kartu). Perjalanan dilanjutkan ke arah selatan sampai pada jembatan kemudian belok ke kanan sampai kaki Gunung Kandang berhenti di posko 3. Di posko 3, anak-anak diminta membuat yel-yel untuk melatih kreativitas mereka. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke utara kembali ke kelurahan ke posko terakhir, posko 4. Di posko 4 mereka menampilkan kreativitas masing-masing, ada yang menampilkan yel-yel, puisi, maupun menyanyi. Di pemberhentian terakhir acara jalan sehat ini juga disisipkan kuis religi, tukar kado, dan pembacaan dorprize. Mereka terlihat sangat antusias dan kompeten mengikuti program. Acara selesai pada pukul 11.00.
c. Catatan reflektif aksi kegiatan dari masyarakat.
Para santri sangat antusias dalam mengikuti acara ini. Bukan hanya para santri saja. Para ustad dan ustadzah serta beberapa orangtua santri ikut antusias dengan kegiatan ini. Dengan adanya acara tukar kado, membuat acara semakin meriah terlebih ketika pembagian doorprize. Para santri dan ustadzah terlihat begitu bersemangan mengikuti kegiatan ini hingga berakhir. Setelah kegiatan ini diharapkan meningkaatkan ukhuwah antar TPA/TPQ se-desa Tiyaran.
D. KEGIATAN LAIN-LAIN
1. POSYANDU DAN LANSIA
a. Judul dan keterangan
 Nama Pemandu : Mahasiswa KKT IAIN Surakarta
 Nama Peserta : anak-anak batita dan lansia
 Waktu : 2 kali Sebulan
 Tempat : Rumah Bapak Widodo
b. Catatan proses aksi kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui kesehatan para balita dan lansia. Kegiatan rutinitas yang diadakan adalah mengecek berat badan serta tensi para lansia. Sedangkan untuk batita adalah mengecek berat badan dan imunisasi. Yang didampingi langsung oleh ibu bidan sehingga para warga dapat mengeluhkan penyakit atau gejalanya kepada ahli kesehatan.
c. Catatan reflektif
Kegiatan posyandu dilaksanakan 2 bulan sekali di rumah Bapak Bayan Widodo. Waktu pelaksanaan dari pukul 09.00-11.00 WIB. Kegiatan yang dilaksanakan berupa penimbangan balita dan lansia, mengetahui tekanan darah (tensi), konsultasi kesehatan, pembuatan grafik persalinan, permasalahan kesehatan balita dan lansia serta perkembangan balita. Khusus bagi balita, perkembangan psikologi serta perkembangan kesehatan juga diinformasikan dan disesuaikan dengan grafik perkembangan anak. Selain itu, diberikan juga permainan-permainan yang bertujuan mengasah otak serta keterampilan balita. Hasil pemeriksaan tersebut dijadikan dasar menentukan tingkat kesehatan masyarakat, tingkat kekurangan gizi serta sebagai acuan dalam melihat kondisi kesehatan balita dan lansia. Dengan adanya program tersebut, masyarakat dituntut membaur dan bertukar informasi sehingga dengan adanya program tersebut arus informasi di antara warga masyarakat dapat tersampaikan.
2. PROGRAM IBU-IBU PKK
a. Judul dan keterangan
 Nama Pemandu : Mahasiswa KKT IAIN Surakarta
 Nama Peserta : Ibu-ibu PKK
 Waktu : 1 kali Sebulan
 Tempat : Rumah Bapak Widodo
Kegiatan meliputi semua aktifitas yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan, diantaranya posyandu, perkumpulan PAUD, dan arisan. Kegitan posyandu dan LANSIA dan perkumpulan PAUD tersebut dibawah management ibu-ibu PKK. Seperti pemaparan di kegiatan di atas, semua kegiatan selama sebulan diikuti oleh mahasiswa KKN IAIN Surakarta dan ada beberapa yang diisi oleh mahasiswa KKN yaitu salah satunya pembuatan kroket singkong.
b. Catatan reflektif
Acara perkumpulan PKK ibu-ibu rutin diadakan setiap sebulan sekali. Untuk perkumpulan tingkat RT dilaksanakan Jumat Pon di Dukuh Brenggalan ini. Sedangkan untuk tingkat kelurahan diadakan setiap tanggal 14. Mereka menyambut kedatangan kami dengan senang hati. Bahkan diwaktu pertama kali kami berpartisipasi kami langsung ditantang ibu-ibu PKK untuk memberi bekal keterampilan. Kami memberikan katerampilan pembuatan kroket singkong. Ibu-ibu sangat antusias sekali, karena keterampilan tersebut akan ditampilkan untuk lomba kreasi makanan tingkat kabupaten. Dengan adanya pengajaran keterampilan ini, diharapkan ibu-ibu Desa Brenggalan mempunyai kreatifitas untuk mengolah bahan pangan sederhana potensi daerah menjadi makanan yang memiliki cita rasa yang tinggi.


BAB V
TEMUAN-TEMUAN
A. Keadaan Geografis.
Desa Brenggalan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo yang berada di sebelah timur Kota Kecamatan Tiyaran berada di sekitar pegunungan,ke timur sekitar 1km dari kecamatan Bulu, wilayahnya berbatasan langsung dengan Pule, Wonogiri yang dihubungkan oleh jembatan. Desa Brenggalan memiliki karakteristi pegunungan sehingga masih banyak monyet-monyet yang berkeliaran, hingga pernah didatangkan suku Badui untuk mengurangi populasi jumlah monyet.
Keadaan dusun Brenggalan berada disekitar pegunungan, terdapat 2 gunung di daerah tersebut yaitu Gunung Sepikul dan Gunung Kandang yang letak gunung tersebut berdampingan yang bisa digunakan untuk hiking bagi yang mempunyai hobi naik gunung, karena selain tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu landai sehingga sangat pas buat di daki. Selain terdapat gunung yang indah juga ada tempat wisata yang bisa berpotennsi untuk dikembangkan yaitu wisata Batu Seribu tapi banyak masyarakat yang menyalah gunakan tempat tersebut buat mesum sehingga ditempat tersebut diberi peringatan dilarang mesum di suatu papan.
B. Keadaan masyarakat sekitar (pendidikan, mata pencaharian, agama)
Penduduk di daerah sana banyak yang mengadu nasibnya keluar jawa karena kurangnya lapangan pekerjaan yang dikarenakan minimnya pengetahuan untuk mengembangkan potensi daerah. Kedua dapat kita amati dari kurangnya kreatifitas dalam bertani yang disebabkan kurangnya minat masyarakat dalam bertani, kebanyakan dari mereka yang merantau berjualan bakso atau jamu gendong dan mereka rata-rata berhasil dalam usahanya sehingga hampir 60% penduduk lebih memilih untuk merantau di daerah Kalimantan, Jakarta maupun Bandung.Selain itu mayoritas penduduk disana banyak yang bekerja sebagai petani, karena daerah di Brenggalan sebagian besar adalah persawahan.Warga disana banyak juga yang beternak hewan selain bermata pencaharian,rata-rata pendududuk memelihara sapi ataupun kambing.
Untuk masalah pendidikan di dusun Brenggalan sebenarnya minat belajar dari anak-anak sangat tinggi, terbukti banyak anak-anak yang antusias yang hadir dalam mengikuti bimbingan belajar dan extra kurikuler yang diadakan oleh mahasiswa KKT tetapi kesadaran dan perhatian orang tua sangat kurang karena rata-rata penduduk lebih marantau dan lebih memilih anak-anaknya dititipkan kepada kakek/neneknya ataupun saudaranya . Sehingga pendidikan anak kurang terkontrol dan kurang pengawasan dari orang tuanya langsung. Selain itu pendidikan orang tua yang rendah membuat tata krama anak kurang juga kurangnya pendidikan budi pekerti dari guru. Yang kedua yaitu kurangnya kontrol dari orang tua, pergaulan, dan kesibukan orang tua.
Dalam masalah agama di Dusun Brenggalan sendiri penduduknya 100% beragama Islam, walaupun mungkin banyak juga dari warga yang pengetahuan agamanya masih sangat minim.
C. Masalah-masalah yang dimiliki masyarakat.
1) Rendahnya kesadaran akan pentingnya pendidikan. Kesadaran orang tua akan pentingnya pendididkan sangat rendah, sebenarnya kemampuan berpikir anak sangat bagus dan minat belajarnya sangat tinggi tetapi karena pengaruh lingkungan yang kurang mendukung terutama dari keluarga. Sebagai contoh, orang tua sibuk bekerja sedang anak-anak mereka kurang perhatian dan kurang terkontrol sehingga perlu sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan dengan dukungan penuh dari seluruh pimpinan desa dan para tokoh masyarakat dengan membangun kerjasama masyarakat dengan pihak sekolahan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, mengadakan sosialisasi tentang pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak, membangun beberapa fasilitas lembaga pendidikan, pemerintah memprioritaskan sarana dan prasarana bagi sekolahan yang ada di Dusun Brenggalan.
2) Banyaknya penduduk yang merantau dengan jumlah sekitar 60%. Sehingga perlu membuka lapangan pekerjaan dan pemanfaatan potensi daerah, untuk meminimalisir jumlah penduduk yang merantau yang ada didaerah tersebut, hal tersebut bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas pertanian dan pemanfaatan potensi daerah.
3) Selain itu juga bisa dilakukan dengan pembudidayaan tanaman apotik hidup dan sayur mayur sebagai bentuk pemanfaatan lahan kosong, meningkatkan kinerja masyarakat dalam hal pengolahan lahan kosong, dan mendidik masyarakat tentang bagaimana memanfaatkan lingkungan.

BAB VI
CATATAN EVALUASI DAN REKOMENDASI
A. DARI MASYARAKAT
1. Catatan Evaluasi
Jika dalam sebuah organisasi kita diperkenalkan dengan adanya POACE (Planinng, Organizing, Actuating, Controling serta yang terakhir adalah Evaluating) yang kesemuanya dilakukan dalam rangka untuk memperoleh kinerja yang optimal. Maka, begitu pula dalam pengabdian masyarakat yang kami lakukan di Desa Brenggalan ini bahwa evaluasi diperlukan untuk menilai terhadap relevansi, penampilan, efisiensi dan dampak program dalam konteks yang sudah ditetapkan bersama, antara masyarakat dengan Peserta KKT sebagai pendamping. Evaluasi dari masyarakat terhadap program-program yang telah kami formulasikan dan kami aksikan bersama masyarakat tersebut, sebagai kontribusi positif khususnya bagi kami peserta KKT untuk dapat menjadi lebih baik.
Semua program yang kami formulasikan dan kegiatan yang telah kami aksikan bersama masyarakat adalah berkaitan dengan hasil PAR kami bersama masyarakat. Harapannya, masyarakat dalam proses tersebut mampu mencari jalan terbaik dalam penyelesaian persoalan yang mereka hadapi dibidang sosial keagamaan dan masyarakat juga mampu menindaklanjuti gambaran program sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat itu sendiri setelah tugas kami berakhir.
Secara teoritis, semua aksi kegiatan yang kami lakukan kami harapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi. Namun dalam tataran realisasi dan aplikasinya di masyarakat tidak jarang kami temui rencana kerja yang kami susun sebelumnya ternyata kurang aplikatif dan yang menjadi kendala adalah masyarakat itu sendiri. Sehingga atas evaluasi dari masyarakat, kami pun mengkaji ulang dan merumuskan kembali rencana kerja tersebut bersama masyarakat yang lebih mengetahui permasalahan yang mereka hadapi. Diantara evaluasi dari masyarakat terkait rencana dan aksi kegiatan kita adalah sebagai berikut :
a) Bidang Pendidikan Formal dan Non Formal
Secara fisik, kami telah berkontribusi dalam dekorasi ruang kelas PAUD dan pemberian CD untuk proses pembelajaran. Selain itu kami juga ikut berkontribusi dalam mengajar siswa.
Untuk bimbingan belajar sebagai akselerasi persiapan dalam menghadapi ujian, kami di kata cukup berhasil secara kuantitas dengan bukti bahwa kami mampu mengumpulkan peserta 75% dari anak usia sekolah didesa tersebut untuk mengikuti bimbingan belajar kami. Hanya secara kontinuitas, jumlah yang cukup banyak tersebut tidak dapat kami pertahankan sampai akhir keberadaan kami. Hanya kelas SD dan SMP yang akan mengikuti UAN yang lebih kami utamakan. Sehingga aspek menejemen menjadi evaluasi dalam bimbingan belajar ini.
Bimbingan extra kurikuler Bahasa Inggris, komputer dan agama Islam sangat membantu peningkatan dan kemempuan siswa dalam bidang tekhnologi dan keagamaan
b) Bidang keagamaan
Dalam program kegiatan TPA cukup berhasil, peserta KKT kompak berpartisipasi secara menyeluruh. Semua terlibat aktif mengajar dalam mengajar TPA dengan bergiliran. Selain itu juga adanya jalan sehat TPA sekelurahan Tiyaran untun mempererat silaturahim antar TPA.
Kontribusi kami dalam pengadaan buku Iqro’ dan Al-Qur’an di TPA cukup mendukung dan memecahkan permasalahan ketiadaan fasilitas belajar di TPA tersebut. Namun, buku islami sebagai buku penunjang ustadz/ah mengajar belum dapat kami realisasikan.
Pengadaan jalan sehat TPA sekelurahan. Tujuan diadakan program ini untuk mempererat silaturahim ,disamping itu juga sebagai perpisahan selama satu bulan memberikan pengajaran TPA di desa Brenggalan.
c) Bidang kemasyarakatan.
Partisipasi mahasiswa KKT dalam pemberdayaan ibu-ibu PKK cukup mencuri hati yakni dengan mengadakan pelatihan keterampilan membuat “ kroket singkong”. Ibu-ibu PKK cukup antisias.
Pengadaan jalan sehat masyarakat dusun Brenggalan untuk mempererat ukhuwah dan lebih mengenal seluruh lapisan masyarakat, selain untuk ajang olahraga bersama agar tubuh menjadi lebih fresh dan bugar kembali.
Secara umum, aksi kegiatan yang telah kami lakukan bersama masyarakat tersebut, mendapat animo yang cukup bagus dari jajaran masyarakat. Salah satu aksi kegiatan tersebut adalah Kegiatan TPA. Respon positif tersebut nampak dari banyaknya santri di TPA Nurul Quran, dimana jumlah santri mencapai 70 anak. Penguatan respon positif adik-adik ustadzah untuk berpartisipasi dalam kegiatan TPA itu bertambah dengan adanya jalan sehat tpa sekelurahan Tiyaran.
Tentu, keberlanjutan kegiatan kami bersama mereka dalam pemberdayaan TPA dari permasalahan tiap dimensi di TPA tersebut mengantarkan pemberdayaan yang berarti. Sebagaimana kita tahu, kegiatan TPA selama empat hari dalam sepekan tersebut ditindaklanjuti oleh masyarakat meskipun kami telah meninggalkan desa tersebut.
Secara implisit, masyarakat menyambut dan menerima dengan baik apa yang telah kami lakukan untuk kemajuan desa mereka. Betapa mereka mulai menyadari bahwa aspek keagamaan sangatlah penting dalam kehidupan mereka.
Semua yang telah kami lakukan bersama masyarakat, dapat sedikit banyak membantu mereka dalam mengembangkan potensi sekaligus memberikan gambaran kegiatan keagamaan yang positif serta menginspirasikan kegiatan lain yang positif setelah kami meninggalkan daerah tersebut. Sehingga nilai positif KKT terus berlanjut sebagai refleksi dari masyarakat yang mau dan mampu meneruskan dan mengembangkan program-program kami secara bersama-sama. Teriring ucapan terimkasih dari beberapa pihak baik itu Perangkat desa, Ta’mir masjid, tokoh masyarakat dan juga masyarakat pada umumnya memberikan senyum merekah dihati kami sebagai kenangan manis kami sembilan mahasiswa di Desa Brenggalan, Bulu, Sukoharjo.
2. Catatan Rekomendasi
Sejalan dengan evaluasi masyarakat tersebut diatas, maka masyarakat pun merekomendasikan beberapa hal kepada kami Mahasiswa KKT di antaranya berupa:
a. Kekompakan anggota kelompok dan manejemen kerja anggota kelompok KKT.
b. Masih terlibatnya mahasiswa KKT dalam pemantauan kegiatan yang ditindak lanjuti masyarakat seperti kegiatan TPA dan kajian remaja.
c. Meneruskan beberapa Program yang ada di daerah KKT sesekali waktu, seperti halnya penyetokan buku-buku di perpustakaan PAUD yang belum terlaksana.
Rekomendasi juga di berikan oleh pihak perangkat desa Leses kepada kami mahasiswa KKT adalah sebagai berikut :
a. Terus menjaga kekompakan
b. Tidak melupakan desa Brenggalan
c. Sesekali mengunjungi desa Brenggalan
B. DARI MAHASISWA/DPL
1. Catatan Evaluasi
Selama melakukan kegiatan Kuliah Kerja Transformatif ini, kami selaku pelaksana yang terjun langsung di lapangan tentu saja menemukan beberapa catatan yang perlu digaris bawahi dan diperhatikan oleh berbagai pihak yang terkait baik itu kita sebagai peserta KKT, Kampus IAIN, maupun lembaga lainnya. Catatan- catatan penting yang kami maksud, sangat erat kaitanya dengan hasil analisa kami selama berada di lokasi.
Kuliah Kerja Transformatif memanglah tugas pengabdian masyarakat yang menu. Namun yang perlu diperhatikan adalah terkait persiapan dan pembekalan yang di berikan oleh LPM kepada Mahasiswa sebelum kami diterjunkan secara langsung. Kami terus saja berhusnudzon bahwa pembekalan yang diberikan bener- bener telah memberikan gambaran kepada kami terkait apa yang akan kami lakukan disana. Termasuk juga di dalamnya program – rogram yang istilahnya di request atau pun direkomendasikan oleh pihak kampus untuk dapat kami jalankan. Berbagai program yang diseragamkan memang cukup menarik dan meliputi berbagai aspek keahlian.
Semua pembekalan yang kami terima di IAIN, setelah sampai dilokasi rasanya ingin kami lakukan semua. Terstruktur dan sistematis, namun melihat medan yang begitu nyata bedanya, sehingga banyak teori yang belum atau pun tidak dapat kami aplikasikan. Semua program hampir – hampir berdasarkan kontekstual masyarakat.
Teknik PAR yang diberikan oleh kampus kepada kami cukup menjadi bekal bagi kami yang kemudian bersiap untuk kami aplikasikan. Namun kenyataan dilapangan kadang tidak sesuai apa yang telah kami siapkan sebelumnya. Tujuan dan maksud dari KKT ini kami sadari betul bahwa tujuannya adalah untuk memberdayakan masyarakat lokal dengan kearifan mereka sendiri sehingga bisa lebih mandiri. Hal ini benar-benar kami nilai baik. Hanya saja yang terjadi dilapangan adalah, anggapan masyarakat bahwa kedatangan kami Mahasiswa KKT ini sebagaimana mahasiswa lain yang pernah KKN di tempat mereka yakni sebagai Problem Solver. Mereka beranggapan bahwa kedatangan kami adalah untuk menyelesaikan masalah – masalah mereka.
Anggapan inilah yang terkadang membuat kami kesulitan dalam menyosialisasikan bahwa disini kami berpartisipasi bersama masyarakat untuk memukan masalah kemudian merumuskan solusi yang tepat bersama masyarakat juga. Mereka menganggap kami sama halnya dengan sekumpulan mahasiswa dari perguruan tinggi yang siap dengan segala hal untuk menyelesaikan masalah mereka, tanpa melihat background kami dari perguruan tinggi mana. Pada awalnya hal tersebut di atas memang terjadi sehingga kami mencoba untuk mencari formula solusi yang tepat agar eksistensi kami dapat diterima oleh masyarakat dengan apa adanya. Kami pun terus memformulasikan solusi agar kami bisa melebur dengan masyarakat disisi lain program kampus yang di amanahkan kepada kami dapat kami lakukan dengan maksimal dan dapat memberi kontribusi pada masyarakat.
2. Catatan Rekomendasi
Rekomendasi dari DPL kepada mahasiswa KKT kelompok 24 yaitu:
a. Untuk lebih banyak dan sering menjalin interaksi dengan warga
b. Untuk dapat menjadikan KKT ini pengalaman yang berharga dan bermanfaat bagi kehidupan yang akan datang. Untuk lebih banyak dan sering menjalin interaksi dengan warga
c. Untuk dapat menjadikan KKT ini pengalaman yang berharga dan bermanfaat bagi kehidupan yang akan datang.
d. Untuk tidak bersikap menggurui dalam hal apapun.
e. Untuk dapat tetap menjalin interaksi meskipun telah berpisah.

Rekomendasi dari Mahasiswa kepada IAIN/LPM adalah sebagai berikut :
a. Kepada IAIN kami berharap agar program pendampingan Agama diwilayah kami KKT khususnya di Kecamatan Bulu ini tidak hanya berhenti sampai disini, melainkan dilanjutkan dengan program lain yang sifatnya bekelanjutan sehingga program – program yang mulai dihidupkan oleh teman – teman KKT masih dapat di kontrol dan di pantau keberadaannya
b. Kepada Pihak IAIN khususnya LPM untuk dapat memberikan pembekalan yang cukup dan memadai bagi seluruh mahasiswa yang akan diterjunkan untuk KKT terutama sekali bagi mahasiswa jurusan non-Agama seperti Ekonomi dan Sastra Inggris.
c. Kepada pihak IAIN khususnya LPM untuk dapat memberikan waktu yang lebih lama bagi kami untuk melakukan observasi sebelum akhirnya kami diterjunkan selama 1 bulan.
Rekomendasi untuk Perangkat desa Brenggalan adalah sebagai berikut :
a. Lebih kompak antara perangkat desa yang satu dengan yang lain.
b. Mengoptimalkan dan memaksimalkan potensi yang dimiliki Desa dengan mengutamakan kearifan Lokal.
c. Lebih memperhatikan untuk admistrasi dan arsip – arsip desa Brenggalan.
d. Lebih melibatkan warga warganya dalam berbagai macam penyuluhan baik itu pertanian atau kesehatan maupun yang lain.
Rekomendasi untuk Masyarakat desa Brenggalan adalah sebagai berikut :
a. Tetap menjadikan kami sebagai anak bagi bapak dan ibu, sebagai cucu bagi kakek nenek, sebagai sahabat bagi pemuda pemudi, sebagai kakak bagi adik remaja dan adik-adik TPA.
b. Setiap ada permasalahan dalam menindaklanjuti kegiatan kami, mohon keterbukaanya dan anggap kami sebagai orang dalam karena Insyaallah kami dengan keterbatasan diri ini akan tetap terlibat dalam pemantauan kegiatan yang ditindak lanjuti tersebut.
c. Semua masyarakat di desa Brenggalan agar terus semangat menggali potensi dan mengembangkan kearifan lokal, dukung dan doa terhatur untuk keluarga kami di desa Brenggalan.
LAMPIRAN 1

FOTO-FOTO KEGIATAN KKN TRANSFORMATIF
IAIN SURAKARTA 2012
KELOMPOK 24 DESA TIYARAN DUSUN BRENGGALAN KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO

1. Kegiatan TPA






Kegiatan TPA di Rumah Mbak Yanti dilaksanakan setiap Selasa, Kamis, Sabtu, Minggu. Program diisi oleh mahasiswa KKT IAIN Surakarta dengan materi dan membaca iqro’ dan Al-Qur’an. Untuk materi dilaksanakan tiap Selasa dan Kamis, sedangkan kegiatan membaca iqro’ dan Al-Qur’an dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu. Adapun materi yang diberikan diantaranya mengenai fiqih, sejarah islam dan akidah akhlak.
2. Kegiatan Bimbingan Belajar English Fun Club






Bimbingan belajar dilaksanakan di rumah Bapak Widodo sesuai jadwal. Para peserta yang mengikuti English Fun Club yaitu mulai dari tingkat SD sampai SMP dari Dusun Brenggalan. Materi yang diberikan diantaranya yaitu coversation, grammar, dan materi-materi lain yang mencangkup 4 skill dalam bahasa Inggris (speaking, listening, writing, reading). Keantusiasan mereka dalam menerima materi memciptakan suasana kelas yang aktif.
3. Konsultasi belajar

Konsultasi belajar ini dilaksanakan pada malam hari. Materi yang dibahas sesuai dengan kebutuhan para peserta yang meliputi mata pelajaran matematika, IPA,IPS, bahasa indonesia, bahasa inggris, bahasa jawa dan agama. Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswa kelas 6 yang akan menghadapi ujian sekolah. Tim pengajar memberikan soal-soal untuk dipecahkan bersama sebagai persiapan ujian.
4. Survei di SDN 2 Tiyaran






Kegiatan observasi di SD Negeri 2 Tiyaran dilaksanakan oleh tim pendidik dari mahasiswa IAIN Surakarta fakultas tarbiyah dan bahasa guna kesiapan untuk mengisi extrakurikuler di SD N 2 Tiyaran di luar jam sekolah. Jumlah mereka yang sedikit membuat kami berinisiatif untuk menggabung kelas menjadi 2 kelompok, yaitu kelas 1,2,3 dan kelas 4,5.
5. Kegiatan Extrakurikuler di SD N 2 Tiyaran









Kegiatan extrakurikuler di SD Negeri 2 Tiyaran dilaksanakan di luar jam sekolah oleh mahasiswa KKT IAIN Surakarta dari fakultas tarbiyah dan bahasa. Kami menggabung kelas menjadi 2 kelas. Kelas 1,2,3 dan kelas 4,5 mendapatkan materi dari pelajaran komputer, Bahasa Inggris, dan PAI sesuai jadwal. Kegiatan ini berjalan selama 3 minggu.
6. Pengajian Ibu-ibu










Pengajian ibu-ibu dilaksanakan pada Hari Sabtu malam ba’da shalat maghrib sampai menjelang shalat isya’ di Masjid Amandunus Malangan. Kegiatan ini diisi oleh mahasiswa KKT IAIN Surakarta dari fakultas tarbiyah. Usai pengajian, acara dilanjutkan dengan shalat isya’ berjama’ah.
7. Pelatihan Pembuatan Kroket Singkong





















Pembuatan kroket singkong bersama ibu-ibu PKK kelompok tani (P2KP) dilakukan di rumah bapak Bayan Widodo. Kegiatan dilaksanakan setelah shalat maghrib. Hasil dari pelatihan pengolahan potensi daerah tersebut akan dilombakan.
8. Kerja Bakti Masyarakat











Kerja bakti bersih desa dilakukan para warga Dukuh Brenggalan pada Hari Minggu. Kegiatan kerjabakti tersebut meliputi mencabuti rumput, membersihkan selokan, memperbaiki jalanan yang rusak, dan membuang genangan air guna mencegah terjangkitnya wabah demam berdarah, malaria, kaki gajah, dan cikungunya.
9. Observasi Lingkungan

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai tadabur alam. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai salah satu upaya untuk mendekatkan diri dengan lingkungan dan masyarakat serta untuk mengetahui potensi yang ada di dusun Brenggalan.
10. Jalan Sehat Masyarakat Desa Tiyaran










Jalan sehat masyarakat Brenggalan diikuti oleh seluruh warga dan juga siswa-siswi SD N 2 Tiyaran. Start keberangkatan di mulai di SD N 2 Tiyaran dan finish juga di SD N 2 Tiyaran. Kegiatan jalan sehat tersebut diikuti dengan antusias oleh warga. Kegiatan disisipi dengan hiburan dan doorprize.
11. Jalan Sehat TPA se-Tiyaran










Untuk kegiatan final, mahasiswa IAIN Surakarta mengadakan jalan santai yang diselipi kegiatan pendidikan keagamaan. Adik-adik TPA jalan memasuki 4 pos. Di pos terakhir kami mempersilakan adik-adik yang ingin menampilkan puisi/yel-yel, sambil menikmati kado silang.
12. Pertemuan Dengan Tokoh Masyarakat










Sarasehan dengan tokoh masyarakat dilaksanakan di rumah Bapak Widodo. Kami menyampaikan tujuan kami KKN di Dukuh Brenggalan sekaligus memperkenalkan diri. Kami memohon kerjasama mereka dalam pelaksanaan program KKN.
13. Kegiatan Posyandu dan PAUD






Kegiatan posyandu dan LANSIA dilaksanakan 2 X dalam seminggu di rumah Bapak Widodo. Kegiatan meliputi analisa kesehatan warga Dukuh Brenggalan yaitu pengukuran tekanan darah, berat badan, pengisian KMS, perbaikan gizi. Kelompok bermain PAUD dilaksanakan di Rumah Bapak Widodo 1 kali dalam seminggu yang diikuti anak-anak balita dan orangtuanya.
14. Kegiatan Ibu-Ibu PKK Tingkat Kelurahan

Perkumpulan ibu-ibu PKK tingkat kelurahan dilakukan setiap 6 bulan sekali di Kelurahan. Kegiatan berupa laporan masing-masing pengurus PKK dan pencanangan program.
15. Proses Diskusi dengan Masyarakat Brenggalan

















Proses diskusi dengan masyarakat dilakukan mahasiswa KKT IAIN Surakarta di Dusun Brenggalan secara berkala. Kami melakukan interview terbuka dengan petani, ibu-ibu rumah tangga, dan LANSIA di berbagai forum baik formal maupun informal. Kami juga sharing mengenai pola kebiasaan masyarakat Brenggalan melalui mereka. Dalam pertemuan ibu-ibu PKK, kami menggali ketrampilan mereka, memotivasi agar terus berkreasi mengelola potensi daerah yang ada.
16. Kujungan DPL (Dosen Pembimbing Lapangan)

Kunjungan DPL dilakukan 2 X selama KKN berlangsung. Kami memaparkan kegiatan-kegiatan yang telah kami lakukan selama KKN. Bapak Masjupri, M.Hum selaku DPL juga memberikan arahan, mengevaluasi, dan memberikan kritik serta saran terkait program-program kkn yang kami akan laksanakan selanjutnya.
17. Pertemuan dengan Ibu-Ibu PKK Dusun Brenggalan

Kegiatan perkumpulan ibu-ibu PKK dilakukan tiap 1 minggu sekali di rumah Bapak Bayan Widodo. Kegiatan meliputi laporan dari para pengurus dan kesimpulan program. Dalam pertemuan ini, ibu bidan juga mengadakan sosialisasi kesehatan dengan masyarakat.

LAMPIRAN 2
PROGRAM KKT KELOMPOK 24 DESA TIYARAN-BULU
IAIN SURAKARTA TAHUN 2012

JADWAL EXTRAKURIKULER SD NEGERI 2 TIYARAN
Senin
Kelas 1, 2, 3 ENGLISH FUN CLUB (15.30-17.00)
Kelas 4, 5 KOMPUTER (15.30-17.00)
Rabu
Kelas 1,2,3 KOMPUTER (15.30-17.00)
Kelas 4, 5 ENGLISH FUN CLUB (15.30-17.00)
Jumat
Kelas 1,2,3 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (15.30-17.00)
Kelas 4,5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (15.30-17.00)


Ketua, Sekretaris,

Mochammad Hermansyah Hanum Nisrina







Catatan Proses dan Pencapaian Hasil Program Extrakurikuler SD N 2 Tiyaran :
Extrakurikuler English Fun Club, PAI, dan Komputer dilaksanakan di SD Negeri 2 Tiyaran pukul 15.30-17.00 sesuai jadwal oleh mahasiswa IAIN Surakarta sebagai bentuk program dalam bidang pendidikan. Mahasiswa melatih kemampuan para siswa untuk lebih akif dalam mengikuti pelajaran. Para siswa dituntut untuk terjun langsung mempraktekkan ilmunya melalui kuis-kuis yang disajikan guna memacu motivasi siswa dalam hal berbicara Bahasa Inggris, mengoperasikan komputer, dan melatih dirinya untuk menjadi pribadi yang berakhlaq mulia sejak dini. Kuis tersebut berupa game. Mereka tampak antusias terhadap hal-hal yang dirasa menarik bagi mereka. Mereka menjadi aktif dan kreatif dalam mengikuti kelas.
Program extrakurikuler SD N 2 Tiyaran ini membuahkan hasil, diantaranya sebagai berikut:
1. Antusiasme para siswa untuk lebih berani mengemukakan pendapat dan berdikari melalui potensi yang dimiliki
2. Menjadikan wawasan mereka berkembang dalam bidang IPTEK
3. Membentuk akhlaq mulia dalam pribadi siswa
4. Siswa mampu berbicara dalam bahasa asing (Bahasa Inggris) untuk tema-tema dasar
5. Memacu semangat para siswa melalui hal-hal yang menarik bagi mereka, yaitu belajar melalui permainan






LAMPIRAN 3
JADWAL PIKET MAHASISWA KKN KELOMPOK 24
KECAMATAN BULU DESA TIYARAN SUKOHARJO

Piket memasak dan cuci piring:
KAMIS : Rizka, Hindun
JUMAT : Mia, Dynta
SABTU : Hanum, Heni
SENIN : Gani, Rosyana
SELASA : Norman, Syamsul Huda
RABU : Miftachul Huda, Hermansyah
Piket Bersih-bersih:
Rabu : Mia, Rosyana
Kamis : Miftachul huda, Syamsul huda
Jumat : Gani, Hanum
Sabtu: Norman, Herman
Senin : Dynta, Rizka
Selasa: Hindun, Heni R


LAMPIRAN 4
THE RULE OF LAW KKT GROUP 24 TIYARAN-BULU
TAHUN 2012 IAIN SURAKARTA

1. Menjaga kesopanan dan keamanan
2. Menjaga kebersihan dan kerapian
3. Melaksanakan tugas piket sesuai jadwal
4. Pulang maksimal dua hari dalam dua minggu
5. Ikut berperan aktif dalam pelaksanaan program
6. Menjaga solidaritas dan kekompakan antar anggota




Ketua, Sekretaris,


(Mochammad Hermansyah) (Hanum Nisrina)





LAMPIRAN 5
SUSUNAN PANITIA
JALAN SEHAT DUKUH BRENGGALAN
TANGGAL 18 MARET 2012
Kuliah Kerja Nyata Transformatif IAIN Surakarta 2012

Pelindung : Kepala Dusun Brenggalan Kecamatan Bulu Sukoharjo Widodo
Ketua : Mochamad Hermansyah
Wakil Ketua : Miftachul Huda
Sekretaris : Hanum Nisrina
Bendahara : Rosyana
Seksi-Seksi :
a. Seksi Konsumsi : Rizka Elfira, Hindun Maryatun S
b. Seksi Perlengkapan : Hendri, Aman
c. Seksi kebersihan : semua panitia
d. Seksi keamanan : Wahyu, Nur Rohman
e. HUMAS : Chalista, Syamsul Huda


LAMPIRAN 6
SUSUNAN ACARA
JALAN SEHAT DUKUH BRENGGALAN
TANGGAL 18 MARET 2012
Kuliah Kerja Nyata Transformatif IAIN Surakarta 2012

Waktu Acara
06.30-07.00 Berkumpul di SD Negeri 2 Tiyaran
07.00-08.00 Acara inti
08.00-08.30 Sambutan dari ketua KKN dan ketua pelaksana
08.30-selesai -Pembagian dorprize untuk TPA dan SD
- Hiburan
-Pembagian dorprize untuk masyarakat
-Hiburan
-Pembagian dorprize untuk pemuda pemudi Sega Mania
-Hiburan
-Pembagian dorprize utama
-Hiburan
Pencapaian Program :
Tujuan dari dilaksanakannya program tersebut adalah untuk menyehatkan para warga dan mempererat tali persaudaraan warga Dukuh Brenggalan melalui olahraga bersama yang diikuti semua warga. Melalui program ini, mahasiswa dapat mencapai tujuan tersebut. Masyarakat Dukuh Brenggalan pun menikmati dan tampak terhibur dengan kegiatan yang dilaksnakan Hari Minggu tersebut.
LAMPIRAN 7
SUSUNAN PANITIA
PERKENALAN DENGAN WARGA DUKUH BRENGGALAN
TANGGAL 26 FEBRUARI 2012
Kuliah Kerja Nyata Transformatif IAIN Surakarta 2012

Penasehat : Kepala Dusun Brenggalan Kecamatan Bulu Sukoharjo Widodo
Ketua : Mochamad Hermansyah
Wakil Ketua : Miftachul Huda
Sekretaris : Hanum Nisrina
Bendahara : Rosyana
Seksi-Seksi :
a. Seksi Konsumsi : Rizka Elfira, Hindun Maryatun S
b. Seksi Perlengkapan : semua panitia
c. Seksi kebersihan : semua panitia
d. Seksi acara : Rohman Nur Hidayanto

Dengan susunan acara sebagai berikut:
1. Pembukaan oleh Rohman Nur Hidayanto
2. Tilawatil Quran oleh Rizka Elfira
3. Acara inti oleh perangkat desa
4. Lain-lain
5. Penutup oleh Rohman Nur Hidayanto

Acara sarasehan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat dan untuk menyampaikan tujuan dari KKN Transformatif IAIN Surakarta 2012 tersebut. Mahasiswa menyampaikan maksud dan tujuan keberadaannya di tengah Masyarakat Brenggalan dan meminta arahan, kerjasama, serta bimbingan dari masyarakat.




LAMPIRAN 8
MATERI PENGAJIAN 1
Manfaat Wudhu dan Sholat dari Sudut Pandang Medis
Dr. Bahar Azwar, SpB-Onk, seorang dokter spesialis bedah-onkologi (bedah tumor) lulusan FK UI dalam bukunya ” Ketika Dokter Memaknai Sholat ” mampu menjabarkan makna gerakan sholat. Bagaimana sebenarnya manfaat sholat dan gerakan-gerakannya secara medis?
Selama ini sholat yang kita lakukan lima kali sehari, sebenarnya telah memberikan investasi kesehatan yang cukup besar bagi kehidupan kita. Mulai dari berwudlu ( bersuci ), gerakan sholat sampai dengan salam memiliki makna yang luar biasa hebatnya baik untuk kesehatan fisik, mental bahkan keseimbangan spiritual dan emosional. Tetapi sayang sedikit dari kita yang memahaminya. Berikut rangkaian dan manfaat kesehatan dari rukun Islam yang kedua ini.
Manfaat Wudlu Kulit merupakan organ yang terbesar tubuh kita yang fungsi utamanya membungkus tubuh serta melindungi tubuh dari berbagai ancaman kuman, racun, radiasi juga mengatur suhu tubuh, fungsi ekskresi ( tempat pembuangan zat-zat yang tak berguna melalui pori-pori ) dan media komunikasi antar sel syaraf untuk rangsang nyeri, panas, sentuhan secara tekanan. Begitu besar fungsi kulit maka kestabilannya ditentukan oleh pH (derajat keasaman) dan kelembaban. Bersuci merupakan salah satu metode menjaga kestabilan tersebut khususnya kelembaban kulit. Kalu kulit sering kering akan sangat berbahaya bagi kesehatan kulit terutama mudah terinfeksi kuman.
Dengan bersuci berarti terjadinya proses peremajaan dan pencucian kulit, selaput lendir, dan juga lubang-lubang tubuh yang berhubungan dengan dunia luar (pori kulit, rongga mulut, hidung, telinga). Seperti kita ketahui kulit merupakan tempat berkembangnya banya kuman dan flora normal, diantaranya Staphylococcus epidermis, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Mycobacterium sp (penyakit TBC kulit). Begitu juga dengan rongga hidung terdapat kuman Streptococcus pneumonia (penyakit pneumoni paru), Neisseria sp, Hemophilus sp.Seorang ahli bedah diwajibkan membasuh kedua belah tangan setiap kali melakukan operasi sebagai proses sterilisasi dari kuman. Cara ini baru dikenal abad ke-20, padahal umat Islam sudah membudayakan sejak abad ke-14 yang lalu. Luar Biasa!!
Keutamaan Berkumur Berkumur-kumur dalam bersuci berarti membersihkan rongga mulut dari penularan penyakit. Sisa makanan sering mengendap atau tersangkut di antara sela gigi yang jika tidak dibersihkan ( dengan berkumur-kumur atau menggosok gigi) akhirnya akan menjadi mediasi pertumbuhan kuman. Dengan berkumur-kumur secara benar dan dilakukan lima kali sehari berarti tanpa kita sadari dapat mencegah dari infeksi gigi dan mulut. Istinsyaq berarti menghirup air dengan lubang hidung, melalui rongga hidung sampai ke tenggorokan bagian hidung (nasofaring). Fungsinya untuk mensucikan selaput dan lendir hidung yang tercemar oleh udara kotor dan juga kuman. Selama ini kita ketahui selaput dan lendir hidung merupakan basis pertahanan pertama pernapasan. Dengan istinsyaq mudah-mudahan kuman infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dapat dicegah. Begitu pula dengan pembersihan telinga sampai dengan pensucian kaki beserta telapak kaki yang tak kalah pentingnya untuk mencegah berbagai infeksi cacing yang masih menjadi masalah terbesar di negara kita.
Manfaat Kesehatan Sholat Berdiri lurus adalah pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal dari sebuah latihan pernapasan, pencernaan dan tulang. Takbir merupakan latihan awal pernapasan. Paru-paru adalah alat pernapasan, Paru kita terlindung dalam rongga dada yang tersusun dari tulang iga yang melengkung dan tulang belakang yang mencembung. Susunan ini didukung oleh dua jenis otot yaitu yang menjauhkan lengan dari dada (abductor) dan mendekatkannya (adductor). Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan merenggangkannya, hingga rongga dada mengembang seperti halnya paru-paru. Dan mengangkat tangan berarti meregangnya otot-otot bahu hingga aliran darah yang membawa oksigen menjadi lancar. Dengan ruku’, memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher oleh karena sejajarnya letak bahu dengan leher. Aliran akan semakin lancar bila ruku’ dilakukan dengan benar yaitu meletakkan perut dan dada lebih tinggi daripada leher. Ruku’ juga mengempiskan pernapasan. Pelurusan tulang belakang pada saat ruku’ berarti mencegah terjadinya pengapuran. Selain itu, ruku’ adalah latihan kemih (buang air kecil) untuk mencegah keluhan prostat. Pelurusan tulang belakang akan mengempiskan ginjal. Sedangkan penekanan kandung kemih oleh tulang belakang dan tulang kemaluan akan melancarkan kemih. Getah bening (limfe) fungsi utamanya adalah menyaring dan menumpas kuman penyakit yang berkeliaran di dalam darah.
Sujud Mencegah Wasir Sujud mengalirkan getah bening dari tungkai perut dan dada ke leher karena lebih tinggi. Dan meletakkan tangan sejajar dengan bahu ataupun telinga, memompa getah bening ketiak ke leher. Selain itu, sujud melancarkan peredaran darah hingga dapat mencegah wasir. Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan getah bening dan tidak melatih tulang belakang dan otot. Tak heran kalau ada di sebagian sahabat Rasul menceritakan bahwa Rasulullah sering lama dalam bersujud.
Duduk di antara dua sujud dapat mengaktifkan kelenjar keringat karena bertemunya lipatan paha dan betis sehingga dapat mencegah terjadinya pengapuran. Pembuluh darah balik di atas pangkal kaki jadi tertekan sehingga darah akan memenuhi seluruh telapak kaki mulai dari mata kaki sehingga pembuluh darah di pangkal kaki mengembang. Gerakan ini menjaga supaya kaki dapat secara optimal menopang tubuh kita. Gerakan salam yang merupakan penutup sholat, dengan memalingkan wajah ke kanan dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher. Gerakan ini juga akan mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung.
Manfaat Sholat Malam hari biasanya dingin dan lembab. Kalau ditanya, paling enak tidur di waktu tersebut. Banyak lemak jenuh yang melapisi saraf kita hingga menjadi beku. Kalau tidak segera digerakkan, sistem pemanas tubuh tidak aktif, saraf menjadi kaku, bahkan kolesterol dan asam urat merubah menjadi pengapuran. Tidur di kasur yang empuk akan menyebabkan urat syaraf yang mengatur tekanan ke bola mata tidak mendapat tekanan yang cukup untuk memulihkan posisi saraf mata kita.
Jadi sholat malam itu lebih baik daripada tidur. Kebanyakan tidur malah menjadi penyakit. Bukan lamanya masa tidur yang diperlukan oleh tubuh kita melainkan kualitas tidur. Dengan sholat malam, kita akan mengendalikan urat tidur kita.
Sholat Lebih Canggih dari Yoga “Apakah pendapatmu sekiranya terdapat sebuah sungai di hadapan pintu rumah salah seorang diantara kamu dan dia mandi di dalamnya setiap hari lima kali. Apakah masih terdapat kotoran pada badannya?”. Para sahabatmenjawab : “Sudah pasti tidak terdapat sedikit pun kotoran pada badannya”. Lalu beliau bersabda : “Begitulah perumpamaansholat lima waktu. Allah menghapus segala keselahan mereka”. (H.R Abu Hurairah r.a). Jika manfaat gerakan sholat kita betul, maka sangat luar biasa manfaatnya dan lebih canggih daripada yoga. Sangat disayangkan tidak ada universitas yang berani atau sengaja mengembangkan teknik gerakan sholat ini secara ilmiah. Belum lagi manajemen yang terkandung dalam bacaan sholat. Seperti doa iftitah yang berarti mission statement (dalam manajemen strategi). Sedangkan makna bacaan Alfatihah yang kita baca berulang sampai 17 kali adalah objective statement. Tujuan hidup mana yang lebih canggih dibandingkan tujuah hidup di jalan yang lurus, yaitu jalan yang penuh kebaikan seperti diperoleh para orang-orang shaleh seperti nabi dan rasul?
Dr. Gustafe le Bond mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang paling sepadan dengan penemuan-penemuan ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan etika sains harus didukung dengan kekuatan iman. Semoga sholat kita makin terasa manfaatnya.





No comments:

Post a Comment