tugas evaluasi 2


Pengembangan Instrumen Non-Kognitif
Prokrastinasi Akademik Di MA Al-Islam Jamsaren Surakarta






Laporan Ini Disusun Guna
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Pengembangan Evaluasi Pendidikan II
Dosen Pengampu: Heri Setyatna, M. Pd

Disusun Oleh :
RizkaElfira
NIM 30.08.3.1.143



JURUSAN TARBIYAH/PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011
DEPARTEMEN PENDIDIKAN AGAMA
SEKOLAHN TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ISLAM SURAKARTA
Jl. Pandawa pucangan Kartasura Sukaharja, Phone (0271) 781516
Fax: (0271) 782774
Homepage: www.stain –surakarta.ac.id  email: tarbiyah@stain
-surakarta.ac.id

PENGESAHAN PEMBIMBING
PELAKSANAAN PRAKTEK PENGEMBANGAN INSTRUMEN

Nama       : Rizka Elfira
NIM        : 26.08.3.1.143
Prodi       : Tarbiyah / PAI
Judul       : Pengembangan Instrumen Non-Kognitif Prokrastinasi Akademik



Surakarta, 5 Juli  2011
Pembimbing 


Hery setiyatna, M.Pd



DAFTAR ISI
Halaman
COVER
LEMBAR PERSETUJAN ..............................................................................   ii
DAFTAR ISI   ................................................................................................   iii
BAB I      PEDAHULUAN
A.    Latar Belakang Kegiatan .....................................................................  1
B.     Nama Kegiatan ....................................................................................  1
C.     Tujuan Kegiatan ..................................................................................  1
BAB II     LANDASAN TEORI
A.    Kajian Teori .........................................................................................  2     
1.    Pengertian Menunda Tugas (Prokrastinasi)...................................... 2
2.    Jenis-jenis tugas pada Prokrastinasi Akademik................................ 3
3.    Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik...................................................... 4
4.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik........... 5
B.     Kerangka Berfikir ................................................................................  7
C.     Definisi Konseptual Variabel ..............................................................  7
D.    Definisi Operasional Variabel ..............................................................  8
E.     Kisi-kisi Instrumen ..............................................................................  8
BAB III   PENGEMBANGAN INSTRUMEN
A.    Pelaksanaan Ujicoba ............................................................................  8
1.     Tentang Sampel Ujicoba ................................................................  9
2.     Waktu Ujicoba ...............................................................................  10   
3.     Tempat Ujicoba ..............................................................................  10
B.     Validitas Butir Instrumen ....................................................................  11
C.     Reliabilitas Butir Instrumen .................................................................  12
D.    Analisis dan Pembahasan ....................................................................  12
BAB         IV PENUTUP
A.    Kesimpulan ..........................................................................................  15   
B.     Saran-saran ..........................................................................................  15
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................  16
LAMPIRAN
A.    Instrumen Awal ...................................................................................  17
B.     Prosedur mencari Validitas  Butir Instrumen ......................................  18
C.     Prosedur mencari Reliabilitas Butir Instrumen ....................................  28
D.    Instrumen Akhir ..................................................................................  30




















BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Kegiatan ini dilaksanakan untuk memenuhi tugas Pengembangan Sistem Evaluasi II. Penulis juga ingin mempraktekkan prosedur pelaksanaan uji coba instrument dengan benar. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui validitas dan reliabilitas suatu instrumen. Sehingga penulis paham mengapa instrumen tersebut dapat digunakan atau tidak.
B.  Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah Pengembangan Instrumen Non-Kognitif Prokrastinasi Akademik Di MA AL-ISLAM Jamsaren Surakarta.
C.  Tujuan Kegiatan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:
1.      untuk mempraktekkan prosedur pelaksanaan uji coba instrumen dengan benar.
2.      Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas intsrumen.
3.      Untuk melakukan interpretasi dan mengadministrasikan hasil empiris












BAB II
LANDASAN TEORI
A.  Kajian Teori
1.    Pengertian Menunda Tugas (Prokrastinasi)
 Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan “pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran “crastinus”. yang berarti keputusan hari esok, atau jika digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya. Menurut Glenn prokrastinasi berhubungan dengan berbagai sindrom-sindrom psikiatri, seorang prokrastinator biasanya juga mempunyai tidur yang tidak sehat, mempunyai depresi yang kronis, menjadi penyebab stress, dan berbagai penyebab penyimpangan psikologis lainnya, selain itu prokrastinasi menurut Lopez , juga mempunyai pengaruh yang paradoksal terhadap bimbingan dan konseling.
Menurut Watson anteseden prokrastinasi berkaitan dengan takut gagal, tidak suka pada tugas yang diberikan, menentang dan melawan kontrol, mempunyai sifat ketergantungan dan kesulitan dalam membuat keputusan. Menurut Silver Seseorang yang melakukan prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu dengan tugas yang dihadapi. Akan tetapi mereka hanya menunda-nunda untuk mengerjakannya, sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Penundaan tersebut menyebabkan dia gagal menyelesaikan tugasnya tepat waktu.
Ferrari dan kawan-kawan, menyimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai batasan tertentu, yaitu:
a.    Prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan, yaitu bahwa setiap perbuatan untuk menunda dalam mengerjakan suatu tugas disebut sebagai prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan tujuan serta alasan penundaan yang dilakukan.
b.    Prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan atau pola perilaku yang dimiliki individu, yang mengarah kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah merupakan respon tetap yang selalu dilakukan seseorang dalam menghadapi tugas, biasanya disertai oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irrasional
c.    Prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, dalam pengertian ini prokrastinasi tidak hanya sebuah perilaku penundaan saja, akan tetapi prokrastinasi merupakan suatu trait yang melibatkan komponen-komponen perilaku maupun struktur mental lain yang saling terkait yang dapat diketahui secara langsung maupun tidak langsung.
Pada akhirnya dalam kajian ini, pengertian prokrastinasi dibatasi sebagai suatu penundaan yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam pengerjaan tugas, dengan jenis disfungsional procrastination, yaitu penundaan yang dilakukan pada tugas yang penting, penundaan tersebut tidak bertujuan, dan bisa menimbulkan akibat yang negatif baik yang kategori decisional procrastination atau avoidance procrastination.
2.    Jenis-jenis tugas pada Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi dapat dilakukan pada beberapa jenis pekerjaan. Peterson mengatakan bahwa seseorang dapat melakukan prokrastinasi hanya pada hal-hal tertentu saja atau pada semua hal, sedangkan jenis-jenis tugas yang sering ditunda oleh prokratinator, yaitu pada tugas pembuatan keputusan, tugas-tugas rumah tangga, aktivitas akademik, pekerjaan kantor dan lainnya. Prokrastinasi akademik dan non-akademik sering menjadi istilah yang digunakan oleh para ahli untuk membagi jenis-jenis tugas di atas.
Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akdemik, misalnya tugas sekolah atau tugas kursus. Prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tugas rumah tangga, tugas sosial, tugas kantor dan lain sebagainya

3.    Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik
Ferrari, mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati ciri-ciri tertentu berupa:
a.    Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi. Seseorang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya
b.    Keterlambatan dalam mengerjakan tugas. Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya. Seorang prokratinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai. Kelambanan, dalam arti lambannya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik
c.    Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Seorang prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan. Seseorang mungkin telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada waktu yang telah ia tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba dia tidak juga melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk menyelesaikan tugas secara memadai.
d.   Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.
4.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik
Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a.    Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis dari individu, yaitu:
1)   Kondisi fisik individu.
Faktor dari dalam diri individu yang turut mempengaruhi munculnya prokrastinasi akademik adalah berupa keadaan fisik dan kondisi kesehatan individu misalnya fatigue. Seseorang yang mengalami fatigue akan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi daripada yang tidak Tingkat intelegensi yang dimiliki seseorang tidak mempengaruhi perilaku prokrastinasi, walaupun prokrastinasi sering disebabkan oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irrasional yang dimiliki seseorang
2)   Kondisi psikologis individu.
Menurut Millgram, dkk. Trait kepribadian individu yang turut mempengaruhi munculnya perilaku penundaan, misalnya trait kemampuan sosial yang tercermin dalam self regulation dan tingkat kecemasan dalam berhubungan social. Besarnya motivasi yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi prokrastinasi secara negatif, makin tinggi motivasi intrinsik yang dimiliki individu ketika menghadapi tugas, akan semakin rendah kecenderungannya untuk prokrastinasi akademik . Berbagai hasil penelitian juga menemukan aspek-aspek lain pada diri individu yang turut mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi, antara lain rendahnya kontrol diri
b.    Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu antara lain berupa pengasuhan orang tua dan lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan yang lenient.
1)   Gaya pengasuhan orangtua. Hasil penelitian Ferrari dan Ollivete, menemukan bahwa tingkat pengasuhan otoriter ayah menyebabkan munculnya kecenderungan perilaku prokrastinasi yang kronis pada subyek penelitian anak wanita, sedangkan tingkat pengasuhan otoritatif ayah menghasilan anak wanita yang bukan prokrastinator. Ibu yang memiliki kecenderungan melakukan avoidance procratination menghasilkan anak wanita yang memiliki kecenderungan untuk melakukan avoidance procratination pula.
2)   Kondisi lingkungan yang lenient prokrastinasi akademik lebih banyak dilakukan pada lingkungan yang rendah dalam pengawasan daripada lingkungan yang penuh pengawasan . Tingkat atau level sekolah, juga apakah sekolah terletak di desa ataupun di kota tidak mempengaruhi perilaku prokrastinasi seseorang .
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik dapat dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu dan faktor eksternal berupa faktor di luar diri individu. Faktor tersebut dapat menjadi munculnya perilaku prokrastinasi maupun menjadi faktor kondusif yang akan menjadi katalisator perilaku prokrastinasi akademik semakin meningkat dengan adanya pengaruh faktor tersebut.
B.  Kerangka Berfikir
Pengertian prokrastinasi dibatasi sebagai suatu penundaan yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, dengan melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam pengerjaan tugas, dengan jenis disfungsional procrastination, yaitu penundaan yang dilakukan pada tugas yang penting, penundaan tersebut tidak bertujuan, dan bisa menimbulkan akibat yang negatif baik yang kategori decisional procrastination atau avoidance procrastination.
Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akdemik, misalnya tugas sekolah atau tugas kursus. Ciri-ciri prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan
Prokrastinasi akademik dapat dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu dan faktor eksternal berupa faktor di luar diri individu. Faktor tersebut dapat menjadi munculnya perilaku prokrastinasi maupun menjadi faktor kondusif yang akan menjadi katalisator perilaku prokrastinasi akademik semakin meningkat dengan adanya pengaruh faktor tersebut
C.  Definisi Konseptual
Prokrastinasi akademik, adalah kecenderungan individu dalam merespon tugas sekolah yang dihadapi dengan mengulur-ulur waktu untuk memulai maupun menyelesaikan kinerja secara sengaja untuk melakukan aktivitas lain yang tidak dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, dengan mengacu teori prokrastinasi akademik dari Solomon dan Rothblum (1984). Adapun indikatornya meliputi: (1) penundaan dalam memulai menyelesaikan kinerja dalam menghadapi tugas, (2) kelambanan dalam mengerjakan tugas (3) kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja aktual dalam mengerjakan tugas, (4) kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih mendatangkan hiburan dan kesenangan.
D.  Definisi Operasional
Kategori jawaban yang digunakan dalam Skala prokrastinasi akademik adalah Selalu (S), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Pernah (P), Tidak Pernah (TP). Penilaian Selalu (S)= 5, Sering (SR)= 4, Kadang-kadang (KD) = 3, Pernah (P)=2, Tidak Pernah (TP)=1
Tingkat prokrastinasi akademik dilihat dari besarnya skor yang diperoleh dari skala prokrastinasi akademik pada siswa. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, semakin tinggi pula kecenderungan prokrastinasi akademiknya. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh, menunjukkan semakin rendah pula kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi akademik.
E.   Kisi-Kisi Instrumen
variabel
Indikator
No. Butir
∑ Butir





Prokrastinasi akademik
Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang dihadapi
1,2,3,4,5
5
Keterlambatan dalam mengerjakan tugas
6,7,8, 9,10
5
Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja actual dalam mengerjakan tugas
11,12,13,14,15
5
kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih mendatangkan hiburan dan kesenangan.
16,17,18,19,20
5

BAB III
PENGEMBANAGAN INSTRUMEN
A.  Pelaksanaan Ujicoba
1.    Sampel ujicoba (siapa dan jumlah)
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi (Sugiyono, 1997: 7). Yang menjadi sampel dalam uji coba instrumen ini peneliti mengambil sampel secara acak atau random sampling dengan mengambil beberapa dari jumlah siswa kelas III MA AL-ISLAM JAMSAREN SURAKARTA. Sampel yang diambil sebanyak 25 siswa dari 98 siswa (3 kelas), dengan cara masing-masing kelas diambil 9 sampel untuk kelas IPA1 dan 8 sampel untuk masing masing kelas IPS1 dan IPS2. Berikut tabel sampel siswa:
No
Nama
Kelas
Jurusan
1.
Aya dini OC.
3.A.1
IPA
2.
Dewi Fitasari
3.A.1
IPA
3.
Endang Wahyu R.
3.A.1
IPA
4.
Luthfiana NA.
3.A.1
IPA
5.
Nonik Ardiyanti
3.A.1
IPA
6.
A.Saifurrahman
3.A.1
IPA
7.
Hamdan Hasan
3.A.1
IPA
8.
M.Rifqi A.
3.A.1
IPA
9.
Syafullah
3.A.1
IPA
10
Caturia Nonik S.
3.S.1
IPS
11
Karlina K
3.S.1
IPS
12
Rizky Kusuma W
3.S.1
IPS
13
Zidni Ilma A.
3.S.1
IPS
14
Achmad Syarif
3.S.1
IPS
15
Faruq M Afif
3.S.1
IPS
16
M. Hanif AH.
3.S.1
IPS
17
Rijal Shobiq
3.S.1
IPS
18
Auliya Nur H
3.S.2
IPS

No
Nama
Kelas
Jurusan
19
Fitriyana Ayu W.
3.S.2
IPS
20
Rika Proboningrum
3.S.2
IPS
21
Zainab UL.
3.S.2
IPS
22
Farid Agung K.
3.S.2
IPS
23
Hamzah AH.
3.S.2
IPS
24
Ibrohim Hanif
3.S.2
IPS
25
Said Abdullah
3.S.2
IPS
2.    Waktu ujicoba
Penelitian dilaksanakan pada bulan juni 2011
3.    Tempat ujicoba
Tempat di MA AL-ISLAM JAMSAREN Surakarta
B.   Validitas Butir Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan/kebenaran suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi. Dengan kata lain sebagai syarat kevalidan suatu instrumen, maka hasil r hitung > r tabel. Uji validitas dari masing-masing item pada angket pendidikan akhlak siswa. Dari data yang terkumpul dilakukan analisis untuk meengetahui valid atau tidaknya suatu item. Dalam uji coba ini menggunakan rumus Product Moment angka kasar, yaitu:

rxy =

Y   = Skor total
N   = Jumlah responden

Keterangan :
rxy = Validitas instrumen
X  = Skor butir
Hasil analisis validitas diperoleh rxy yang valid adalah 013 hingga 0,81. Yang dikonsultasikan dengan r tabel dengan N = 25 pada taraf signifikansi 5% diperoleh batas penolakan 0,396.
* Tabel Validitas Butir
No. Butir
r Hitung
r Tabel
Validitas
Status
1
0,81
0,396
0,81>0,361
Valid
2
0,53
0,396
0,53>0,396
Valid
3
0,42
0,396
0,42>0,396
Valid
4
0,54
0,396
0,54>0,396
Valid
5
0,59
0,396
0,59>0,396
Valid
6
0,65
0,396
0,65>0,396
 Valid
7
0,65
0,396
0,65>0,396
Valid
8
0,34
0,396
0,34<0,396
Tidak Valid
9
0,3
0,396
0,3<0,396
Tidak Valid
10
0,68
0,396
0,68>0,396
Valid
11
0,38
0,396
0,38<0,396
Tidak Valid
12
0,6
0,396
0,6>0,396
Valid
13
0,64
0,396
0,64>0,396
Valid
14
0,39
0,396
0,39>0,396
Tidak Valid
15
0,5
0,396
0,5>0,396
Valid
16
0,62
0,396
0,62>0,396
Valid
17
0,13
0,396
0,13<0,396
Tidak Valid
18
0,64
0,396
0,64>0,396
Valid
19
0,59
0,396
0,59>0,396
Valid
20
0,41
0,396
0,41<0,396
Valid
Mengenai perhitungan dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
C.   Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas mengacu pada konsistensi, keajegan, dan kepercayaan alat ukur. Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan melalui koefisien reliabilitas (Azwar,2004, h. 83). Pada prinsipnya, suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila alat tersebut mampu menunjukkan sejauh mana pengukurannya memberi hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang sama. Relatif sama berarti tetap ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu kewaktu maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak reliabel.
Instrumen dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data (Arikunto, 1998:142). Pengujian reliabel instrumen dalam ujicoba ini menggunakan rumus angka kasar kemudian dioleh dalam rumus yaitu sebagai berikut:
r11 =
Dari instrumen yang sudah valid tersebut kemudian diolah dalam rumus validitas seperti diatas. Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh hasil rxy sebesar 0,79 sehingga menghasilkan reliabillitas instrumen prokrastinasi akademik sebesar 0,88 dan setelah dikonsultasikan dengan r Product Moment dengan N = 25 diperoleh batas penolakan 0.7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa uji coba instrumen terbukti reliabel, karena r hitung > r tabel yaitu 0,88 > 0,7
D.  Analisis dan Pembahasan
Dalam instrumen prokrastinasi akademik tersebut awalnya terdapat 20 item/instrumen yang mewakili empat indikator. Kemudian masing-masing instrumen tersebut di uji kebenarannya. Dalam hal ini penulis menguji instrumen tersebut kepada 25 responden yang terdiri dari perwakilan siswa kelas III di MA Jamsaren Surakarta.
Dan dari uji instrumen tersebut dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
variabel
Indikator
No. butir
No. valid
No. tidak valid




Prokrastinasi akademik




Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang dihadapi
1.2.3.4.5
1.2.4
-
Keterlambatan dalam mengerjakan tugas
6.7.8.9.10
6.7.8.9.10
8.9
Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja actual dalam mengerjakan tugas
11.12.13.14.15
12.13.14.15.
11.14
kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih mendatangkan hiburan dan kesenangan.
16.17.18.19.20
16.17.18.19.20
17

Pada data tabel variabel ”Prokrastinasi Akademik” diatas, terdapat empat indikator dan setiap indikator terdapat lima instrumen. Berdasarkan perhitungan data pada lampiran yang diperolehan dengan menggunakan rumus Product Moment dari 20 instrumen terdapat 5 item instrumen yang hasilnya tidak valid, karena setelah dihitung ternyata hasil r hitung < r tabel. Instrumen tersebut yaitu :
1.    Butir instrumen no 8, yaitu tentang pernyataan yang berbunyiMengerjakan dengan teliti hingga terlambat mengumpulkan tugas Dengan skor 0.34 < 0.396
2.    Butir instrumen no 9, yaitu tentang pernyataan yang berbunyiBermalas-malasan dalam mengerjakan tugas Dengan skor 0.3 < 0.396
3.    Butir instrumen no 11, yaitu tentang pernyataan yang berbunyiGuru memberi tugas dengan waktu yang lama Dengan skor 0.38 < 0.396
4.    Butir instrumen no 14, yaitu tentang pernyataan yang berbunyiMengerjakan tugas lebih cepat dari yang direncanakan Dengan skor 0.39 < 0.396
5.    Butir instrumen no 17, yaitu tentang pernyataan yang berbunyiApakah kegiatan diluar sekolah mengganggu kegiatan belajarmu Dengan skor 0.13 < 0.396
Hasil perhitungan dari variabel ”Prokrastinasi Akademik” terdapat empat indikator yang instrumennya telah terwakili semua. Sehingga tidak ada indikator yang hilang. Dan dari 5 item yang tidak valid tersebut di dropout / delete dikeluarkan. Sedangkan dari 15 instrumen yang valid kemudian diperoleh dalam rumus reliabilitas dengan menggunakan teknik belah dua. Dan hasilnya reliable. Sehingga instrumen tersebut terbukti valid dan reliable.






















BAB IV
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dalam pelaksanaan uji coba instrument ini dapat diambil kesimpulan bahwa setelah dilakukan uji coba, dianalisis dan dibahas baik secara rasional, teoritis maupun kenyataan empiris maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat 5 item instrumen tentang prokrastinasi siswa yang tidak valid dan 15 instrumen yang valid. Hal ini telah dibuktikan oleh temuan rxy yang kemudian dikonsultasikan dengan rtabel. Dimana untuk hasil yang valid dan reliabel syaratnya r hitung > r tabel.
B.  Saran-saran
Untuk menangkal semakin maraknya prokrastinasi di sekolah dan berkembangnya prokrastinasi menjadi penyakit masyarakat maka penulis menyarankan agar orang tua siswa, masyarakat, dan segenap warga institusi pendidikan menyadari masalah prokrastinasi sebagai masalah yang serius.  Menanamkan secara khusus kepada siswa bahwa prokrastinasi dengan berbagai bentuknya adalah masalah moral. Melakukan prokrastinasi adalah pembangkangan terhadap nilai-nilai moral yang memalukan. Agar prokrastinasi dapat menarik perhatian dan menggugah kepedulian masyarakat luas dan tidak hanya menjadi wacana yang terbatas pada kalangan pendidik, diperlukan suatu studi yang lebih serius dan menyeluruh yang dapat mengungkapkan secara lebih jelas dampak-dampak dari prokrastinasi baik.
Demikian laporan praktik pengembangan instrumen yang dapat penulis susun. Penulis sadar masih banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu saran kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penyusunan laporan yang akan datang. Diharapkan dengan penyusunan laporan tersebut dapat memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 1999. Reabilitas Dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
________. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
________. 2004. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Ferrari, J.R. Johnson, J.L. & Mc Cown, W.G. 1995. Procrastination and task
Avoidance, Theory, Research and Treathment. New York: Plenum Press.
Glenn D. 2002. Procrastination in College Student Is a Marker for Unhealthy Behaviors, Study Indicates.The Chronicle of Higher Education, Monday, August 26












LAMPIRAN
A.  Instrument Awal
Pada instrumen awal ini terdapat 20 butir pernyataan yaitu sebagai berikut :
no
INSTRUMEN
S
SR
KD
P
TP
1
kamu bingung untuk memulai mengerjakan tugas





2
Tidak paham dengan tugas yang diberikan





3
Menunda mengerjakan tugas





4
Lebih memilih aktifitas lain dari pada mengerjakan tugas terlebih dulu





5
Bosan dengan tugas





6
Menganggap enteng tugas





7
Lupa mengerjakan tugas





8
Mengerjakan dengan teliti hingga terlambat mengumpulkan tugas





9
Bermalas-malasan dalam mengerjakan tugas





10
Berhenti mengerjakan tugas ketika menjumpai kesulitan





11
Guru memberi tugas dengan waktu yang lama





12
langsung mengerjakan tugas yang diberikan guru





13
membuat perencanaan belajar





14
Mengerjakan tugas lebih cepat dari yang direncanakan





15
Mengerjakan tugas ketika mendekati batas waktu pengumpulan





16
Mengerjakan tugas membuat kamu melakukan aktifitas lain





17
Apakah kegiatan diluar sekolah mengganggu kegiatan belajarmu





18
lebih mengutamakan kegiatan diluar sekolah





19
Apakah kamu rajin mengikuti kegiatan ekskul





20
punya waktu luang mengikuti kegiatan ekskul






B. Prosedur mencari Validitas Instrumen


no
soal (X)
∑(Y)
Y2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
5
5
4
5
3
5
5
4
5
5
4
5
4
4
3
5
3
4
4
5
87
7569
2
3
3
4
3
2
4
3
5
4
4
3
3
3
5
2
4
2
4
3
4
68
4624
3
4
3
4
3
2
4
4
5
4
3
4
4
3
5
2
4
4
3
2
4
71
5041
4
3
4
3
3
3
3
3
4
5
3
4
3
2
4
2
3
2
2
2
5
63
3969
5
4
4
4
3
2
4
4
5
4
4
4
3
2
4
2
4
2
2
2
5
68
4624
6
4
4
3
4
4
3
3
5
3
5
3
4
3
5
3
5
3
4
3
5
76
5776
7
4
4
4
3
2
3
2
5
5
4
3
3
3
5
3
3
2
3
2
5
68
4624
8
4
4
3
3
4
4
5
3
5
5
4
3
5
5
3
4
3
4
3
5
79
6241
9
3
4
5
4
2
3
3
4
4
3
4
4
2
4
3
3
2
3
3
4
67
4489
10
5
5
4
5
2
5
4
5
5
4
3
5
4
5
3
5
2
4
4
5
84
7056
11
3
4
3
3
2
4
3
3
5
3
2
4
3
4
2
4
2
3
3
4
64
4096
12
5
5
5
4
4
3
5
5
5
4
4
5
2
5
3
4
2
4
3
5
82
6724
13
4
4
4
3
2
3
2
4
4
3
3
4
2
4
2
3
2
2
2
4
61
3721
14
4
4
3
3
2
3
3
5
4
4
4
3
2
4
2
3
2
2
2
5
64
4096
15
5
4
5
3
3
4
5
5
4
4
3
4
5
5
3
4
2
4
3
5
80
6400
16
3
4
3
4
2
3
3
4
5
3
2
3
2
4
2
3
2
3
2
4
61
3721
17
3
4
4
3
2
3
5
3
4
4
3
4
3
4
2
4
3
2
2
5
67
4489
18
3
4
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
5
3
3
4
2
2
4
66
4356
19
3
4
3
3
2
3
4
3
3
3
2
4
3
4
2
5
2
2
2
5
62
3844
20
4
4
5
3
4
4
5
5
4
4
3
5
4
5
2
4
2
3
2
4
76
5776
21
4
5
4
4
2
3
4
3
4
3
4
4
2
4
3
3
3
4
3
5
71
5041
22
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
4
71
5041
23
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
3
5
3
4
4
3
4
4
67
4489
24
5
5
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
2
5
3
2
3
5
81
6561
25
4
5
4
5
3
3
5
3
4
3
2
3
3
4
2
4
3
3
4
4
71
5041
95
104
96
88
67
90
94
104
105
92
80
93
76
111
62
97
64
75
68
114
1775
127409
XY
6858
7437
6869
6318
4843
6473
6788
7437
7493
6618
5733
6683
5505
7917
4448
6969
4561
5420
4907
8132


X2
375
440
380
322
195
336
376
450
453
350
270
359
252
499
160
389
176
241
198
526


V
0,81
0,53
0,42
0,54
0,59
0,65
0,65
0,34
0,3
0,68
0,38
0,6
0,64
0,39
0, 5
0,62
0,13
0,64
0,59
0,41


KETERANGAN table validitas : V adalah validitas


RUMUS VALIDITAS

Butir1


Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396 didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.61,  jadi r hitung (0.61) > r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan valid.
Butir 2




Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.53,  jadi r hitung (0.53) > r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan valid.
Butir 3


Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.42,  jadi r hitung (0.42) > r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan valid.
Butir4


Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.54,  jadi r hitung (0.54) > r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan valid.
Butir5


Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.59,  jadi r hitung (0.59) > r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan valid.
Butir6


Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.64,  jadi r hitung (0.64) > r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan valid.
Butir7
Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.65,  jadi r hitung (0.65) > r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan valid.
Butir8
Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.34,  jadi r hitung (0.34) < r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan tidak valid.
Butir9
Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.3,  jadi r hitung (0.3) < r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan tidak valid.


Butir 10
Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.68,  jadi r hitung (0.68) > r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan valid.
Butir 11
Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.38,  jadi r hitung (0.38) < r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan tidak valid.
Butir12
Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.6,  jadi r hitung (0.6 > r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan valid.
Butir 13
Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.39,  jadi r hitung (0.39) < r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan tidak valid.
Butir 14
Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.39,  jadi r hitung (0.39) < r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan tidak valid.
Butir 15
Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.5,  jadi r hitung (0.5) > r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan valid.
Butir 16
Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.62,  jadi r hitung (062) > r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan valid.
Butir 17
Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.13,  jadi r hitung (0.13) < r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan tidak valid.
Butir 18
Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.64,  jadi r hitung (0.64) > r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan valid.
Butir 19
Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.59,  jadi r hitung (0.59) < r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan valid.
Butir 20
Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.396, didapatkan  r tabel = 0.396 dan r hitung = 0.41,  jadi rhitung (0.41) > r tabel (0.396) dan dapat disimpulkan bahwa instrument tes dapat dikatakan valid.



C. Prosedur mencari Reliabilitas Instrument
Table reliabilitas
NO
X
Y
X2
Y2
XY
1
37
30
1369
900
1110
2
26
23
676
529
598
3
27
22
729
484
594
4
25
19
625
361
475
5
29
20
841
400
580
6
30
27
900
729
810
7
26
22
676
484
572
8
32
27
1024
729
864
9
27
22
729
484
594
10
34
30
1156
900
1020
11
25
23
625
529
575
12
35
26
1225
676
910
13
25
19
625
361
475
14
26
19
676
361
494
15
33
28
1089
784
924
16
25
19
625
361
475
17
28
22
784
484
616
18
26
20
676
400
520
19
25
23
625
529
575
20
33
24
1089
576
792
21
29
24
841
576
696
22
30
24
900
576
720
23
26
24
676
576
624
24
35
25
1225
625
875
25
32
23
1024
529
736
726
585
21430
13943
17224

Kemudian dihitung menggunakan rumus validitas

Untuk reliabilitas menggunakan rumus belah dua
Maka dengan N=25 dan taraf kesalahan 5%= 0.7, didapatkan  r tabel = 0.7 dan r hitung = 0.88,  jadi r hitung (0.88) > r tabel (0.7) dan dapat disimpulkan bahwa uji coba instrumen terbukti reliabel, karena r hitung > r tabel yaitu 0.88 > 0.7





D. Instrument Akhir
Dari perhitungan validitas dari angket prokrastinasi siswa dapat dilihat hasil sebagai berikut :       
Variabel
∑ butir
No.Butir gugur
∑ butir valid
Prokrastinasi siswa MA AL-ISLAM Jamsaren Surakarta
20
3.5.11
17
Jadi terdapat5 item instrumen yang gugur dan 15 item  yang valid.
No
INSTRUMEN
S
SR
KD
P
TP
1
kamu bingung untuk memulai mengerjakan tugas





2
Tidak paham dengan tugas yang diberikan





3
Menunda mengerjakan tugas





4
Lebih memilih aktifitas lain dari pada mengerjakan tugas terlebih dulu





5
Bosan dengan tugas





6
Menganggap enteng tugas





7
Lupa mengerjakan tugas





8
Berhenti mengerjakan tugas ketika menjumpai kesulitan





9
langsung mengerjakan tugas yang diberikan guru





10
membuat perencanaan belajar





11
Mengerjakan tugas ketika mendekati batas waktu pengumpulan





12
Mengerjakan tugas membuat kamu melakukan aktifitas lain





13
lebih mengutamakan kegiatan diluar sekolah





14
Apakah kamu rajin mengikuti kegiatan ekskul





15
punya waktu luang mengikuti kegiatan ekskul






No comments:

Post a Comment