TEORI KONSELING : PSIKOANALISA


TEORI KONSELING : PSIKOANALISA
 






Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Bimbingan Konseling Islam
Dosen Pengampu: Imam Mujahid, M.Ag

Disusun Oleh:
Rizka Elfira               (26.08.31.143)
Sari Jumiyati
Wulan Yuliana          (26.08.31.175)




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2011


KATA PENGANTAR
 


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat waktu. Sholawat dan salam penyusun haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan yang gelap menuju jalan yang terang.
Pemakalah juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Koseling Islam yang telah memberi bimbingan dengan penuh cinta dan kasih, dan juga  teman – teman seperjuangan, kelas VI F. pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu pemakalah memohon ma’af serta saran dari bapak dosen dan teman-teman untuk memperbaiki dan menambah wawasan keilmuan kita. Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.
Sukoharjo, 25 Maret 2011
Penyusun








BAB I
PENDAHULUAN
Di antara semua teori kepribadian yang ada, misalnya teori behavioral, teori kognitif, teori humanistik-eksistensial, terdapat nama Sigmud Freud (1856-1939) yang terutama dan para pengikutnya. Meskipun ada perbedaan di antara teoritikus Psikodinamik, semuanya memiliki beberapa pandangan yang sama, seperti pandangan determinisme psikis (pandangan bahwa tingkah laku manusia – normal dan abnormal – ditentukan oleh hasil dari proses dinamik dan konflik intrapsikis), motivasi tak sadar, dan pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk kepribadian dan tingkah laku.
Dr. Freud adalah neurolog asal Austria dan pendiri aliran Psikoanalisis dalam bidang Psikologi. Psikoanalisis adalah gerakan yang mempopulerkan teori bahwa motif tidak sadar mengendalikan sebagian besar perilaku. Freud tertarik pada hipnotis dan penggunaannya untuk membantu penderita penyakit mental. Ia kemudian meninggalkan hipnotis untuk asosiasi bebas dan analisis mimpi guna mengembangkan sesuatu yang kini dikenal sebagai “obat dengan berbicara”. Hal-hal seperti ini menjadi unsur inti Psikoanalisis. Freud terutama tertarik pada kondisi yang dulu disebut “histeria” dan sekarang disebut “sindrom konversi”.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan metode psikoterapi. Secara historis psikoanalisis adalah aliran pertama dari tiga aliran utama psikologi. Yang kedua adalah behaviorisme, sedangkan yang ketiga adalah psikologi eksistensisal-humanistic.[1]
Psikoanalisis merupakan cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Sigmund Freud sendiri dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939.
Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga “psikoanalisis” dan “psikoanalisis” Freud sama artinya. Bila beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih suatu nama baru untuk menunjukan ajaran mereka. Contoh yang terkenal adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama “psikologi analitis” (en: Analitycal psychology) dan “psikologi individual” (en: Individual psychology) bagi ajaran masing-masing.
Teori Psikoanalisa memandang perkembangan dibentuk oleh kekuatan bawah sadar yang memotivasi perilaku manusia. Atau perspektifnya yaitu pandangan bahwa perkembangan dibentuk oleh kekuatan kesadaran. Psikoanalisis ditandai untuk metode penafsiran, bahwa pencarian makna yang tersembunyi dari apa yang nyata melalui tindakan dan pembicaraan atau imajiner produksi, seperti mimpi, deliriums, asosiasi bebas. Perilaku dan proses mental manusia dimotivasi oleh kekuatan-kekuatan dan konflik-konflik dari dalam manusia memiliki sedikit kesadaran dan perilaku manusia menjadi lebih rasional-bisa kontrol atas kekuatan tersebut diterima secara sosial.[2]
B.     Tujuan dan Proses Konseling Psikoanalitik
Tujuannya adalah membentuk kembali struktur karakter individu dengan membuat yang tidak sadar menjadi sadar dalam diri klien.
Proses konseling[3] yaitu:
a.       Proses konseling dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekonstruksi kepribadian.
b.      Konseling analitik menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidak sadaran.
c.       Pemahaman intelektual sangat penting, tetapi yang lebih adalah mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri.
d.      Satu karakteristik konseling psikonalisa adalah bahwa terapi atau analisis bersikap anonim (tak dikenal) dan bertindak sangat sedikit menunjukkan perasaan dan pengalamannya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaannya kepada konselor. Proyeksi klien merupakan bahan terapi yang ditafsirkan dan dianalisia.
e.       Konselor harus membangun hunbungan kerja sama dengan klien kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.
f.       Menata proses terapeutik yang demikian dalam konteks pemahaman struktur kepribadian dan psikodinamika memungkinkan konselor merumuskan masalah klien secara sesungguhnya. Konselor mengajari klien memaknai proses ini sehingga klien memperoleh tilikan mengenai masalahnya.
g.      Klien harus menyanggupi dirinya sendiri untuk melakukan proses terapi dalam jangka panjang. Setiap pertemuan biasa berlangsung satu jam.
h.      Setelah beberapa kali pertemuan kemudian klien melakukan kegiatan asosiasi bebas. Yaitu klien mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya
Teori ini lebih mengedepankan agar seorang konselor mampu menggali pengalaman-pengalaman yang terjadi pada seoang klient sehingga dapat merekonstruksi kepribadian konseli tersebut.
C.    Konsep Pokok
Psikoanalisa merupakan suatu metode penyembuhan yang lebih bersifat Psikologis dengan cara-cara fisik[4]. Pada mulanya Freud mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan Jiwa. Konsep Freud yang anti rasionalisme menekankan motivasi tidak sadar, konflik dan simbolisme sebagai konsep primer. Teori Kepribadian menurut Freud, menyangkut tiga hal yakni;
1.      Struktur Kepribadian
Menurut beliau, Kepribadian terdiri dari tiga system,yakni:
a.       Id adalah aspek biologis yang merupakan system kepribadian yang asli.
Kepribadian setiap orang hanya terdiri dari id ketika dilahirkan. Id bersifat tidak logis, amoral dan didorong oleh satu kepentingan: memuaskan kebutuhan-kebutuhan naluriah sesuai dengan atas kesenangan. Id tidak pernah matang dan selalu menjadi anak manja dari kepribadian, tidak berfikir dan hanya menginginkan atau bertindak. Id bersifat tak sadar.
b.      Ego adalah aspek Psikologi yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia nyata.
Ego merupakan eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan dan mengatur. Sebagai “polisi lalu lintas” bagi id, superego dan dunia eksternal, tugas utama ego adalah mengantarai naluri-naluri dengan lingkungan sekitar. Ego mengendalikan kesadaran dan melakukan sensor. Hubungan ego dan id adalah ego merupakan temapt semayam intelegenssi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan implus-implus buta dari id.
Ego adalah tempat bersemayam intelegensi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan implus-implus buta dari id. Sementara id nya hanya mengenal kenyataan subyektif, ego membedakan bayangan-bayangan mental dengan hal-hal yang terdapat di dunia eksternan.
c.       Super Ego ( aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat yang ada dalam kepribadian individu)
Superego mempresentasikan hal yang idela alih-alih hal yang riel, dan mendorong bukan kepada kesenangan, melainkan kepada kesempurnaan. Superego mempresentasikan nilai-nilai tradisional dan ideal-ideal masyarakat yang diajarkan oleh orang tua kepada anak . superego berfungsi menghambat implus-implus id. Kemudian sebagai internalisansi standar-standar orangtua dan masyarakat.
2.      Dinamika Kepribadian
Dinamika Kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu didistribusikan serta digunakan oleh Id,ego,dan super ego.
3.      Perkembangan kepribadian
Kepribadian berkembang sehubungan dengan empat macam pokok sebagai sumber ketegangan, yaitu;
a.       Proses pertumbuhan fisiologis (kedewasaan)
b.      Frustasi
c.       Konflik, dan
d.      Ancaman.

D.    Psikoanalisis memiliki tiga penerapan:
1.      Suatu metode penelitian dari pikiran;
2.      Suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia; dan
3.      Suatu metode perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut “psikoanalitis” berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Psikoanalisis Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi basis bagi terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi..
E.     Sumbangan-sumbangan utama yang bersejarah dari teori dan praktek Psikoanalitik mencakup:
1.      Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada peredaan penderitaan manusia
2.      Tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh faktor-faktor tak sadar
3.      Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian di masa dewasa.
4.      Psikoanalitik menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami cara-cara yang digunakan oleh individu dalam mengatasi kecemasan dengan mengandaikan adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk memnghindari luapan kecemasan.
5.      Pendekatan psikoanalitik telah memberikan cara-cara mencari keterangan dari ketaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi, resistensi-resistensi dan transferensi-transferensi
F.     Gangguan Jiwa
Psikoanalisa membedakan dua macam gangguan jiwa yaitu Psikoneurose, dan Psikose. Psikoneurose disebabkan oleh kegagalan ego untuk mengontrol dorongan id, karena ego tidak berhasil memperoleh kesepakatan. Neurose dikelompokkan menjadi tiga,yaitu; (1) histeri; (2) Psikastenia ; (3) reaksi Kecemasan.
Psikose digolongkan menjadi dua macam yaitu Psikose Fungsional, dan Psikose organic. Psikose Fungsional terdiri dari tiga jenis, yaitu; (1) manic-depressive; (2) paranoia; (3) schezophenia. Psikose Organik terdiri atas (1) involutional melancholia; (2) senile and alcoholic psychoses; (3) general parasis.
G.    Teknik-teknik Terapi
Teknik-teknik terapi dalam psikoanalisa digunakan untuk meningkatkan kesadaran mendapatkan tilikan intelektual ke dalam perilaku Klien, dan memahami makna gejala-gejala yang nampak, ada lima teknik dasar dalam terapi Psikoanalisa, yaitu[5];
1.      Asosiasi bebas,
2.      Interpretasi,
3.      Analisis mimpi,
4.      Analisis Resistensi,
5.      Analisis transferensi (pemindahan).
H.    Kritik dan Kontribusi
Beberapa Kritik terhadap psikoanalisa antara lain;
1.      Pandangan yang terlalu deterministic dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
2.      Terlalu banyak menekankan kepada pengalaman masa kanak-kanak, dan menganggap kehidupan seolah-olah sepenuhnya ditentukan masa lalu.
3.      Terlalu meminimalkan rasionalitas
4.      Penyembuhan dalam psikoanalisa terlalu bersifat rasional dalam pendek atannya.
5.      Data penelitian empiris kurang banyak mendukung system psikoanalisa.
Sedangkan kontribusi yang diberikan antara lain;
1.      Adanya motivasi yang tidak selamanya disadari
2.      Teori kepribadian dan teknik psikoterapi
3.      Pentingnya masa kanak-kanak dalam perkembangan kepribadian.
4.      Model penggunaan wawancara sebagai alat terapi
5.      Pentingnya sikap non-moral pada terapis
6.      Adanya persesuaian antara teori dan teknik.
PENUTUP
Teori “Psikoanalisis Freud” memusatkan perhatian pada pentingnya pengalaman masa kanak-kanak awal. Dalam pandangan ini, benih-benih dari gangguan psikologis sudah ditanamkan pada tahun-tahun awal pertumbuhan. Pandangan Freud tentang seksualitas masa kanak-kanak benar-benar jelas dan kontroversial.
Freud juga mengemukakan tiga struktur mental atau psikis, yakni Id, Ego, dan Superego. Satu-satunya struktur mental yang ada sejak lahir adalah id, yang merupakan dorongan biologis dan berada dalam ketidaksadaran. Id beroperasi menurut prinsip kenikmatan (pleasure principle) dan mencari kepuasan segera. Ego adalah pikiran yang beroperasi menurut prinsip kenyataan (reality principle) yang memuaskan dorongan id menurut cara-cara yang dapat diterima masyarakat. Adapun superego, yang terbentuk melalui proses identifikasi dalam pertengahan masa kanak-kanak, merupakan bagian dari nilai-nilai moral dan beroperasi menurut prinsip moral.
Mekanisme pertahanan seprti represi, melindungi ego dari kecemasan dan mengeluarkan dorongan yang tidak dapat diterima dari kesadaran. Meskipun menggunakan mekanisme pertahanan adalah normal, namun bila digunakan secara berlebihan dapat menyebabkan pola tingkah laku abnormal.
Berdasarkan kajian Freud, ada garis tipis perbedaan antara yang normal dan abnormal (dalam hal derajat). Orang normal dan abnormal didorong oleh dorongan irasional dari id. Normalitas hanya merupakan masalah keseimbangan energi antara struktur psikis dari id, ego, dan superego.
Freud berpendapat bahwa manusia dapat menjadi neurotik – bahkan psikotik - struktur mental menjadi tidak seimbang. Pada orang-orang normal, ego memiliki kekuatan untuk mengontrol insting dari id dan untuk menahan hukuman dari superego
DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald. 2009. Theory and practice of counseling and psycoterapy. (penerjemah: E. Koswara). :PT. Refika aditama
http://www.zonependidikan.co.cc/2010/05/konseling-psikoanalisa.html


[1] Gerald Corey. Theory and practice of counseling and psycoterapy. Diterjemahkan oleh E. Koswara. (Cet ke 4; PT. Refika aditama:2009). Hal. 13
[2] http://yusti23.blogspot.com/2009/10/teori-psikoanalisa-dan-teori.html
[3] http://www.zonependidikan.co.cc/2010/05/konseling-psikoanalisa.html
[4] http://curhatpendidikan.blogspot.com/2008/07/teori-konseling-psikoanalisa.html
[5] http://curhatpendidikan.blogspot.com/2008/07/teori-konseling-psikoanalisa.html

1 comment: