PRINSIP-PRINSIP PEMANFAATAN MEDIA



PRINSIP-PRINSIP PEMANFAATAN MEDIA

Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran
Dosen Pengampu : Subar Junanto, M.Pd

Disusun oleh :
1.              Rizka Elfira                 (26.08.3.1.143)
2.              Rusyana Lailatun .F    (26.08.3.1.146)
3.              Salis Marchamah         (26.08.3.1.147)
4.              Sari Jumiati                  (26.08.3.1.148)
5.              Setya Setyawan           (26.08.3.1.149)

JURUSAN TARBIYAH/PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2010


BAB I
PENDAHULUAN.
Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (AECT, 1977:162).
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.
Dengan masuknya pengaruh tekhnologi audio pada sekitar pertengahan  abad ke -20 alat visual ini dilengkapi dengan digunakannya alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual. Bermacam peralatan digunakan guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata.
Mengingat besarnya peran media bagi pembelajaran, Maka di makalah ini akan membahas mengenai prinsip – prinsip pemanfaatan media .



BAB II
ISI
A.  Pemanfaatan media
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Fungsi pemanfaatan sangat  penting karena membicarakan kaitan antara pembelajar dengan bahan atau sistem pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan pembelajar dengan bahan dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan pembelajar agar dapat berinteraksi dengan bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai pembelajar, serta memasukannya ke dalam prosedur oragnisasi yang berkelanjutan.
Kawasan pemanfaatan mungkin merupakan kawasan Teknologi Pembelajaran, mendahului kawasan desain dan produksi media pembelajaran yang sistematis. Kawasan ini berasal dari gerakan pendidikan visual pada dekade pertama abad ke 20, dengan didirikannya museum-museum. Pada tahun-tahun awal abad ke-20, guru mulai  berupaya untuk menggunakan  film teatrikal dan film singkat mengenai pokok-pokok pembelajaran di kelas.
Di antara penelitian formal yang paling tua mengenai aplikasi media dalam pendidikan ialah studi  yang dilakukan oleh Lashley dan Watson mengenai penggunaan film-film pelatihan militer Perang Dunia I (tentang pencegahan penyakit kelamin). Setelah Perang Dunia II, gerakan pembelajaran audio-visual mengorganisasikan dan mempromosikan  bahan-bahan audio visual, sehingga menjadikan persediaan bahan pembelajaran semakin berkembang dan mendorong cara-cara baru membantu guru. Selama tahun 1960-an banyak sekolah dan perguruan tinggi mulai banyak mendirikan pusat-pusat media pembelajaran.
Karya  Dale pada 1946 yang berjudul Audiovisual Materials in Teaching,  yang di dalamnya mencoba memberikan rasional umum tentang pemilihan bahan dan aktivitas belajar yang tepat. Pada tahun, 1982 diterbitkan diterbitkan buku Instructional Materials and New Technologies of Instruction oleh Heinich, Molenda dan Russel. Dalam buku ini  mengemukakan model ASSURE, yang dijadikan acuan prosedur untuk merancang pemanfaatan media dalam mengajar. Langkah-langkah tersebut meliputi : 
1.    Analyze leraner (menganalisis pembelajar)
2.    State Objective (merumuskan tujuan)
3.    Select Media and Materials (memilih media dan bahan)
4.    Utilize Media and Materials (menggunakan media dan bahan)
5.    Require Learner Participation (melibatkan siswa)
6.    Evaluate and Revise (penilaian dan revisi)
Pemanfaatan Media yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Misalnya bagaimana suatu film diperkenalkan atau ditindaklanjuti dan dipolakan sesuai dengan bentuk belajar yang diinginkan. Prinsip-prinsip pemanfaatan juga dikaitkan dengan karakteristik pembelajar. Seseorang yang belajar mungkin memerlukan bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber belajar.[1]
Ada beberapa alas an, mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan  yang pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa. Alasan  kedua mengapa penggunaan media pengajaran dapat mempertingi proses dan hasil pengajaran adalah berkenaan dengan taraf berfikir siswa.[2]
Secara umum manfaat penggunaan media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:
1.    media pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan.
2.    media pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik berdasarkan latar belakang sosial ekonomi
3.    media pengajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain.
4.     media pengajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misalnya menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa. rangkaian dan urutan kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat mereka pelajari secara teratur dan berkesinambungan.
5.    media pengajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan.
6.    media pengajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalam suatu proses (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) (Latuheru, 1988:23-24)

B.  Prinsip-prinsip pemanfaatan media pembelajaran
1.    Prinsip-Prinsip Penggunaan Media
1.    Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari sesuatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfugsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan.
2.    Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
3.    Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.
4.    Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu  media pengajaran
5.    Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang menggunkannya
6.    Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat memanfaatkan multy media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar
2.    Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran dalam PBM, yakni
1.    Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
2.    Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar
3.    Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar
4.    Media pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu siswa
5.    Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran siswa
3.    Penggunaan media pengajaran seharusnya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
1.    Guru harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan model dari suatu pesan (isi pelajaran) disampaikan
2.    Jika objek yang akan diperagakan tidak mungkin dibawa kedalam kelas, maka kelaslah yang diajak kelokasi objek tersebut
3.    Jika kelas tidak memungkinkan dibawa kelokasi objek tersebut, usahakan model atau tiuannya
4.    Bilamana model atau maket juga tidak didapatkan, usahakan gambar atau foto-foto dari objek yang berkenaan dengan materi (pesan) pelajaran tersebut
5.    Jika gambar atau foto juga tidak  didapatkan, maka guru berusaha membuat sendirimedia sederhana yang dapat menarik perhatian belajar siswa
6.    Bilamana media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunankan papan tulis untuk mengilustrasikan objek atau pesan tersebut memlalui gambar sederhana dengan garis lingkaran.
4.    Beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran, yaitu [3]
1.    pemanfaatan media dalam situasi kelas atau di dalam kelas, yaitu media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan pemanfaatannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas.
Dalam merencanakan pemanfaatan media itu guru harus melihat tujuan yang hendak dicapai , materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu , serta strategi belajar mengajar sesuai  untuk mencapai tujuan itu. Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal itu ialah tujuaan , materi dan strategi pembelajaran.[4]
2.     pemanfaatan media di luar situasi kelas atau di luar kelas, meliputi
(a) pemanfaatan secara bebas yaitu media yang digunakan tidak diharuskan kepada pemakai tertentu dan tidak ada kontrol dan pengawasan pada pembuat atau pengelola media, serta pemakai tidak dikelola dengan prosedur dan pola tertentu
(b) pemanfaatan secara terkontrol yaitu media itu digunakan dalam serangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan untuk dipakai oleh sasaran pemakai (populasi target) tertentu dengan mengikuti pola dan prosedur pembelajaran tertentu hingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut
Biasanya sasaran didik diatur dalam kelompok- kelompok belajar. Setiap kelompok diketuai oleh pemimpin kelompok dan disupervisi oleh seorang tutor. Sebelum memanfaatkan media tujuan pembelajaran akan yang akan dicapai dan dibahas atau ditentukan terlebih dahulu . Kemudian mereka dapat belajar dari media itu secara berkelompok atau secara perorangan .[5]
3.     pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau massal, meliputi
(a)      pemanfaatan media secara perorangan, yaitu penggunaan media oleh seorang saja (sendirian saja)
Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk pemanfaatan yang jelas sehingga orang dapat menggunakannya dengan mandiri , artinya orang itu tidak perlu bertanya kepada orang lain tentang bagaimana cara menggunakannya alat apa yang diperlukan , dan bagaimana mengetahui bahwa ia telah berhasil dalam belajar.
Bila di dalam suatu ruangan  ada beberapa orang yang belajar menggunakan media secara perorangan , sebaiknya masing – masing menempati karel sehingga tidak saling menggannggu . Karel  ialah meja belajar yang disekat – sekat menjadi bagian kecil hanya cukup untuk duduk seorang. Tiap karel dilengkapi dengan perlengkapan media seperti tape recorder, proyektor film bingkai , ear phone, layar kecil dan sebagainya .
(b)     pemanfaatan media secara kelompok, baik kelompok kecil (2—8 orang) maupun kelompok besar (9—40 orang)
Media  yang digunakan secara berkelompok harus memenuhi beberapa persyaratan :
a.    Suara yang disajikan oleh media itu harus cukup keras sehingga semua anggota kelompok dapat mendengarnya .
b.    Gambar atua tulisan dalam media itu harus cukup besar sehingga dapat dilihat oleh semua anggota kelompok itu.
c.    Perlu adanya alat penyaji yang dapat memperkeras suara (amplifier ) dan membesarkan gambar (proyektor).[6]
4.    media dapat juga digunakan secara massal, artinya media dapat digunakan oleh orang yang jumlahnya puluhan, ratusan bahkan ribuan secara bersama-sama.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa seorang guru
dalam memanfaatkan suatu media untuk digunakan dalarn proses belajar mengajar harus memperhatikan beberapa hal, yaitu
1.    tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
2.    isi materi pelajaran,
3.    strategi belajar mengajar yang digunakan,
4.    karakteristik siswa yang belajar.
 Karakteristik siswa yang belajar yang dimaksud adalah tingkat pengetahuan siswa terhadap media yang digunakan, bahasa siswa, artinya isi pesan yang disampaikan melalui media harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan berbahasa atau kosakata yang dimiliki siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami isi materi yang disampaikan melalui media. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan jumlah siswa. Artinya media yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan jumlah siswa yang belajar.[7]
C.  Strategi pemanfaatan
1.      Persiapan sebelum menggunakan media supaya kegitan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik maka segala sesuatu yang akan digunakan dalam pembelajaran harus dipersiapkan.
2.      Kegiatan selama menggunakan media suasana yang tenang amat diperlukan selama menggunakan media
3.      Kegiatan tindak lanjut  kegiatan tindak lanjut iniialah untuk mnjajagi apakah tujuan telah tercapai dan untuk memantpkan pemahaman terhadap materi instruksional yang disampaikan melalui media bersangkutan



BAB III
KESIMPULAN
Dari makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa media sangat penting dalam pembelajaran sehingga kita harus menguasai prinsip-prinsip manfaat dari media agar mudah dalam menggunakan dan menerapkan media tersebut.
Prinsip-prinsip tersebut yaitu:
1.    pemanfaatan media dalam situasi kelas atau di dalam kelas
2.    pemanfaatan media di luar situasi kelas atau di luar kelas
a.    pemanfaatan secara bebas
b.    pemanfaatan secara terkontrol
3.    pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau missal
a.    pemanfaatan media secara perorangan
b.    pemanfaatan media secara kelompok
4.    media dapat juga digunakan secara missal










DAFTAR PUSTAKA

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai.2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar  Baru Algensindo
Profesor.Dr.H. Asnawir dan Drs.M.Basyiruddin Usman, M. Pd.2002. Media Pembelajaran.  Jakarta: Ciputat Press
Prof.Dr. Azhar Arsyad, MA.2006. Media Pembelajaran. Jakarta: GRAFINDO Persada.
http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/media-pembelajaran/


[2] Nana sudjana dan ahmad rivai.media pengajaran.hal,2-3
[3] http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/media-pembelajaran/
[4] Media pendidikan,hal 190
[5] Ibid.hal,192
[6] Ibid195-196
[7] http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/media-pembelajaran/


4 comments: