EPISTEMOLOGI FPI II (Sumber dan Pendekatan Dalam FPI)


EPISTEMOLOGI FPI II
(Sumber dan Pendekatan Dalam FPI)

 Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Drs.Toto Suharto, M.Ag.

Disusun oleh :
Rizka Elfira                 26.08.3.1.185
Zeni Al Anisha            26.08.3.1.185


JURUSAN TARBIYAH/PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2010


BAB I
PENGANTAR
Makalah ini berisikan  mengenai sumber dan pendekatan filsafat pendidikan islam.  Dimana asal muasal atau sumber dari filsafat pedidikan islam yang pokok adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sebagaimana dalam firman Allah surat An-nisa’ ayat 59:
4:59. “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Dan Hadits Rasulullah:
“telah kutinggalkan kepadamu dua hal, engkau tidak akan tersesat sesudah keduanya , ialah kitab Allah (al-qur’an) dan sunnahku” (HR.Hakim dari Abu Hurairah)
Ketika kita ingin mengetahui sesuatu, kita memerlukan suatu pendekatan guna menggali informasi yang kita butuhkan. Begitu juga ketika kita mempelajari filsafat pendidikan islam. Kita memerlukan pendekatan guna menguak segala sesuatu mengenai filsafat pendidikan islam



BAB II
PEMBAHASAN
  1. Sumber-sumber Pendidikan Islam
Islam adalah agama yang memiliki ajaran sempurna. Sebagai agama yang sempurna, islam dengan kitab yang diwahyukan kepada utusanNya dipersiapkan untuk menjadi pedoman hidup hingga akhir zaman. Islam tidak hanya mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat, ibadah, penyerahan diri kepada Allah dan kebahagiaan hidup di dunia saja, tetapi termasuk di dalamnya mengatur  tentang masalah pendidikan.
Sumber untuk mengatur kehidupan dunia dan akhirat tersebut adalah Alqur’an dan As-sunnah. Sebagai sumber ajaran, Alqur’an telah dibuktikan oleh para peneliti ternyata menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan dan pengajaran, dalam surat Al-Baqarah ayat: 269 diterangkan sebagai berikut:

Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)”.


Dapat dilihat bahwa Islam sebagai agama yang ajaran-ajarannya bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Hadist sejak awal telah menancapkan revolusi di bidang pendidikan dan pengajaran. Langkah yang ditempuh al Qur’an ini ternyata amat strategis dalam upaya mengangkat martabat kehidupan manusia. Kini di akui dengan jelas bahwa pendidikan merupakan jembatan yang menyeberangkan orang dari keterbelakangan menuju kemajuan, dan dari kehinaan menuju kemuliaan, serta dari ketertindasan menjadi merdeka, dan seterusnya.
Dasar pelaksanaan Pendidikan Islam terutama adalah al Qur’an dan al Hadist Firman Allah :




“ Dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (al Qur’an) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan al Qur’an itu cahaya yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benarbenar memberi petunjuk kepada jalan yang benar ( QS. Asy-Syura : 52 )”[1]

Al-Qur’an sebagai sumber dari segala sumber hukum islam  hanya memuat prinsip-prinsip dasar ajaran agama islam. Adapun sebagian ayatnya yang menguraikan prinsip-prinsip dasar tersebut secara  rinci merupakan contoh dan petunjuk bahwa seluruh isi kandungan AlQur’an masih perlu penjelasan.
Penjelasan Al-Qur’an dapat ditemukan pada sunnah Rasul. Sunnah Rasul merupakan cermin dari segala tingkah laku Rasulullah SAW yang harus diteladani. Dan ini adalah salah satu alat pendidikan yang paling efektif dalam pembentukan pribadi muslim. Karena isi Al-Qur’an yang global dan tidak dapat diurai, kecuali  melalui sunnah Rasul, maka sumber kedua setelah al-qur’an ialah sunnah Rasul tersebut.
Sunnah Rasulullah, yang juga merupakan sumber pendidikan islam telah memberi sumbangan  berupa perhatian yang amat besar terhadap masalah pendidikan. Nabi Muhammad saw. telah mencanangkan program pendidikan seumur hidup (long life education). Hal ini didukung dengan bukti hadits Rasulullah yang artinya: “carilah ilmu sampai kenegri china”.

Dan Hadis dari Nabi SAW : “ Sesungguhnya orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat kepada-Nya dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal pikirannya, serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan ia” (al Ghazali, Ihya Ulumuddin hal. 90)”[2]
Dari ayat dan hadis di atas tadi dapat diambil kesimpulan :
  1.  Bahwa al Qur’an diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridloi Allah SWT.
  2.  Menurut Hadist Nabi, bahwa diantara sifat orang mukmin ialah saling menasihati untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat diformulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan Islam.
  3. Al Qur’an dan Hadist tersebut menerangkan bahwa nabi adalah benar-benar pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan kepada umatnya agar saling memberi petunjuk, memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pendidikan Islam. Bagi umat Islam maka dasar agama Islam merupakan fondasi utama keharusan berlangsungnya pendidikan. Karena ajaran Islam bersifat universal yang kandungannya sudah tercakup seluruh aspek kehidupan ini.
Hal ini jelas memperlihatkan bahwa Islam sebagai agama yang ajaran-ajarannya bersumber pada Alqur’an dan sunah rasul sejak masa Rasulullah dengan contoh pendidikan dan pengajaran dari Rasul. Al-Qur’an telah mengangkat martabat kehidupan manusia. Dengan Al-Qur’a kini di akui dengan jelas bahwa pendidikan merupakan jembatan yang menyeberangkan orang dari keterbelakangan menuju kemajuan, dari kehinaan menuju kemuliaan, serta dari ketertindasan menjadi merdeka, dan seterusnya.[3]
Menurut Hasan Langgulung, sumber pendidikan islam ada enam:
  1. al-Qur;an
  2. sunnah
  3. kata  sahabat
  4. kamaslahatan sosial
  5. nilai-nilai kebiasaan sosial
  6. pemikir-pemikir islam.[4]
Pendidikan Islam mengidentifikasi sasarannya yang digali dari sumber ajarannya yaitu Al Quran dan Hadist, meliputi empat pengembangan fungsi manusia:
1.      Menyadarkan secara individual pada posisi dan fungsinya ditengah-tengah makhluk lain serta tanggung jawab dalam kehidupannya..
2.       Menyadarkan fungsi manusia dalam hubungannya dengan masyarakat, serta tanggung jawabnya terhadap ketertiban masyarakatnya.
3.       Menyadarkan manusia terhadap pencipta alam dan mendorongnya untuk beribadah kepada Nya
4.      . Menyadarkan manusia tentang kedudukannya terhadap makhluk lain dan membawanya agar memahami hikmah tuhan menciptakan makhluk lain, serta memberikan kemungkinan kepada manusia untuk mengambil manfaatnya.
Al-Qur’an dan sunnnah rasul adalah sumber pokok dalam filsafat pendidikan islam. Namun ada pula sumber skunder yang mengikuti sumber pokok tersebut. Yaitu pendapat para filosof atau pemikir-pemikir islam, pendapat para pemikir islam juga dapat dijadikan sebagai sumber dalam filsafat pendidikan islam.
Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam secara singkat dapat dikatakan adalah filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau filsafat pendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam, jadi ia bukan filsafat yang bercorak liberal, bebas, tanpa batas etika sebagaimana dijumpai dalam pemikiran filsafat pada umumnya.

  1. Pendekatan Filsafat Pendidikan Islam
Untuk mempelajari filsafat pendidikan islam perlu adanya pendekatan-pendekatan.Pendekatan atau metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan filsafat pendidikan islam diantaranya:
Yang pertama, bahan-bahan yang akan digunkaan untuk mengembangkan filsafat pendidikan. Dalam hal ini dapat berupa bahan tertulis, yaitu al-qur’an dan al-hadits yang disertai pendapat para ulama serta para filosof lainnya, dan bahan yang diambil dari pengalaman empirik dalam praktek kependidikan
Yang kedua, metode pencarian bahan. Untuk  mencari bahan-bahan yang bersifat tertulis dapat dilakukan mealui studi kepustakaan dan studi lapangan yang masing-masing prosedurnya telah diatur sedemikian rupa. Namun demikian, khusus dalam menggunakan al-qur’an dan hadits dapat digunakan jasa ensiklopedi al-qur’an semacam mu’jam al-mufarras li alfazh al-qur’an al-karim, karangan muhammmad fuad abd al-baqi (untuk mencari ayat-ayat yang diperlukan), dan mu’jam al-mufahras li alfazh al-hadits, karangan weinsink (untuk mncari hadits yang diperlukan)
Yang Ketiga, metode pembahasan. Untuk ini muzayyin arifin mengajukan  alternatif metode analitis-sintetis, yaitu suatu metode yang berdasarkan pendekatan rasional dan logis  terhadap sasaran pemikiran secara induktif, deduktif, dan analisis ilmiah.
Yang Keempat, pendekatan. Dalam hubungannya dengan pembahasan tersebut di atas harus pula dijelaskan pendekatan yang akan digunakan untuk membahas tersebut. Pendekatan ini biasanya diperlukan dalam analisa, dan berhubungan dengan teori-teori keilmuan tertentu yang akan dipilih untuk menjelaskan fenomena tertentu pula. Dalam hubungan ini pendekatan lebih merupakan pisau.[5]
Selanjutnya yang akan dikembangkan dan dikaji masalah filsafat pendidikan islam, maka pendekatan yang digunakan adalah perpaduan dari tiga disiplin ilmu.
Filsafat adalah, kegitan berfikir untuk mencari kebenaran mengenai segala sesuatu yanga ada, baik abstrak maupun kongkret.[6] Filsafat digunakan sebagai pendekatan dalam mempelajari filsafat pendidikan. Karena dalam mempelajari pendidikan islam diperlukan filsafat dan para filosof guna mencari atau menggali informasi-informasi  yang berhubungan dengan  pendidikan islam.
Ilmu pendidikan, pendidikan adalah sebuah sistem yang memiliki keterkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lain.menurut S.Nasution ada lima aliran filsafat yang selama ini mempengaruhi konsep pendidikan. Kelima aliran filsafat tersebut antara lain pereanialisme,idealisme, pragmatisme dan eksistensialisme. Ilmu pendidikan ini diperlukan sebagai pendekatan dalam mempelajari filsafat pendidikan islam.
Ilmu keislaman, ilmu yang mempelajari tentang islam untuk mempelajari filsafat pendidikan islam juga dapat melalui pendekatan ilmu keislaman.















BAB III
KESIMPULAN

filsafat pendidikan Islam dapat diartikan sebagai studi tentang pandangan filosofis dari sistem dan aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah kependidikan. Filsafat pendidikan Islam juga menjawab pengaruh kependidikan terhadap perkembangan dan pertumbuhan manusia muslim dan umat Islam pada umumnya. Filsafat pendidikan Islam dapat pula menjadi semacam jalan pemecahan berbagai persoalan dalam pendidikan umat Islam. Karena itu, filsafat pendidikan Islam bersifat tradisional dan kritis, serta radikal, sesuai dengan maksud filsafat itu sendiri.
Secara garis besar filsafat pendidikan agama islam dapat disimpulkan sebagai kajian filosofis yang mencakup barbagai macam permasalahan dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al-qur’an dan al-hadits sebagai  sumber primer, dan  pendapat  para ahli, khususnya filosof  muslim  sebagai sumber skunder.
Demikian makalah ini kami buat sebagai gambaran kita tentang sumber dan pendekatan dalam filsafat pendidikan islam. Semoga bermanfaat bagi kita semua.






DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,cet II,1997
Ibnu Rusn, Abidin, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan,Yogyakarta:Pustaka Pelajar, cet II,2009



[1] M.Ihsan Dacholfany, Filsafat Pendidikan Islam, http://forum.al-ulama.net/viewtopic.php?f=13&t=36, (diakses tanggal 5 Oktober 2010, pukul 19:16)

[2] Ibid,  http://forum.al-ulama.net/viewtopic.php?f=13&t=36, (diakses tanggal 5 Oktober 2010, pukul 19:16)
[3] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (cet .I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1997 ), hal 12-13
[4] Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan( cet.II; Yogyakarta; Pustaka Pelajar Offset,2009),hal 132
[5]Ibid., hal 21-22

No comments:

Post a Comment